tag:blogger.com,1999:blog-81493034939339018032024-03-13T20:10:59.771+07:00Fenny Wong: author journalA little snippet of my thoughts.Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.comBlogger94125tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-74970870142332636222020-11-28T21:23:00.004+07:002021-04-07T19:10:06.034+07:00Wattpad & Storial<p> Halo semua, lama tidak bersua di blog ini. Saya sudah kembali ke dunia kepenulisan. Seperti banyak orang, tahun 2020 berdampak buruk pada saya. Yang saya lakukan ketika merasa sedih? Menulis.</p><p>Kemudian saya ingin tahu seperti apa <i>trend</i> kepenulisan masa kini. Kalau dulu mau menerbitkan buku susahnya setengah mati (naskah saya dulu pernah ditolak oleh puluhan penerbit sebelum akhirnya diterima), sekarang menerbitkan tulisan hanya tinggal klik saja.</p><p>Kalau teman-teman juga bergabung di website berikut, sapa saya ya:</p><p>Wattpad: <a href="https://www.wattpad.com/user/fennywong">https://www.wattpad.com/user/fennywong</a></p><p>Storial: <a href="https://www.storial.co/profile/fennywong">https://www.storial.co/profile/fennywong</a></p><p>Ke depannya saya juga akan <i>share</i> tulisan terbaru saya, Permata Api, di website kepenulisan di atas. :)</p><p>Kebetulan di post ini saya juga ingin <i>share entry</i> saya untuk kompetisi menulis cerita pendek Storial yang bertema garda terdepan COVID-19. Judulnya <a href="https://www.storial.co/book/antara-pasir-dan-pandemi-1/">Antara Pasir dan Pandemi</a>. Cerita ini lahir setelah banyak <i>interview</i> dengan dua sahabat saya sendiri yang bekerja sebagai seorang dokter.</p><p>Semoga teman-teman menyukainya. :)</p><p><br /></p>Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-37560701010971499282016-10-24T08:53:00.000+07:002016-10-24T08:53:22.540+07:00Giveaway: Galette oleh Fenny Wong<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-in9Pg3sQtmY/V_j8nc8c4hI/AAAAAAAAC2s/xUT9oE3AsQArqer_h3agUxHiwmC3Y8KnQCPcB/s1600/32325376-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-in9Pg3sQtmY/V_j8nc8c4hI/AAAAAAAAC2s/xUT9oE3AsQArqer_h3agUxHiwmC3Y8KnQCPcB/s320/32325376-2.jpg" width="216" /></a></div>
<br />
<br />
Halo teman-teman, untuk merayakan terbitnya novel saya yang kelima, <a href="http://fennywongjournal.blogspot.co.id/2016/10/novel-baru-galette-oleh-fenny-wong.html">Galette</a>, saya akan mengadakan giveaway satu eksemplar bertanda tangan untuk pemenang yang beruntung. :)<br />
<br />
Sebagai catatan samping, saya menjual eksemplar Galette bertanda tangan, juga Fleur dan Lapis Lazuli. Kalau berminat bisa kontak langsung saya ke <a href="mailto:wongfenny@gmail.com">wongfenny@gmail.com</a>.<br />
<br />
<b>Giveaway dimulai Senin, 24 Oktober 2016 dan berakhir 13 November 2016.</b><br />
<br />
Untuk ikut giveaway ini syaratnya sangat mudah, cukup dengan menjawab:<br />
<b>Coba ceritakan pengalaman serumu saat di dalam sebuah kafe! </b><br />
Selain pertanyaan tersebut, pertanyaan lain tidak ada yang bersifat wajib. Tapi jika kamu mengikuti semua persyaratannya, kesempatan kamu menang akan semakin besar.<br />
<br />
<a class="rcptr" data-raflid="d7a48cb46" data-template="" data-theme="classic" href="http://www.rafflecopter.com/rafl/display/d7a48cb46/" id="rcwidget_ji2fcrhn" rel="nofollow">a Rafflecopter giveaway</a>
<script src="https://widget-prime.rafflecopter.com/launch.js"></script>
<b><br /></b><br />
<b>Ketentuan:</b><br />
1. Pengiriman buku hanya ditujukan untuk yang berdomisili di Indonesia.<br />
2. Keputusan pemenang tidak bisa diganggu gugat.<br />
3. Pemenang akan dihubungi untuk dimintai alamat pengiriman hadiah. Ongkos pengiriman akan saya tanggung. Jika pemenang tidak mengabari balik dalam waktu 1x24 jam maka pemenang baru akan dipilih.<br />
<br />
<br />
<b>Semoga beruntung!</b><br />
<b><br /></b>
<b><br /></b>Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-91362163818602119792016-10-09T09:55:00.001+07:002016-10-09T09:59:09.013+07:00Novel Baru: Galette oleh Fenny Wong<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-in9Pg3sQtmY/V_j8nc8c4hI/AAAAAAAAC2s/xUT9oE3AsQArqer_h3agUxHiwmC3Y8KnQCPcB/s1600/32325376-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-in9Pg3sQtmY/V_j8nc8c4hI/AAAAAAAAC2s/xUT9oE3AsQArqer_h3agUxHiwmC3Y8KnQCPcB/s320/32325376-2.jpg" width="216" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Halo semua, akhirnya setelah 4 tahun berlalu saya menerbitkan novel lain lagi!</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div>
Kali ini saya <b>menjual eksemplar bertanda tangan</b>, dengan harga normal seperti di toko buku. Kalau tertarik, silakan langsung hubungi saya lewat email di <a href="mailto:wongfenny@gmail.com">wongfenny@gmail.com</a>, atau komen di bawah dengan email kamu. </div>
<div>
<br />
Untuk teman-teman yang mengikuti kisah <a href="http://fennywongjournal.blogspot.co.id/2015/08/ketika-aku-masih-mengenalmu-memori.html">Ketika Aku Masih Mengenalmu</a>, Galette adalah naskah gubahan yang ujung-ujungnya berakhir sangat jauh dari naskah awal saya yang dulu itu. Jika kamu sudah pernah membaca Ketika Aku Masih Mengenalmu, mungkin kamu akan menemukan kesamaan-kesamaan kecil dalam Galette. Sebaliknya, jika kamu menikmati Galette, mungkin kamu juga akan menikmati kisah lama saya itu.<br />
<br />
Terima kasih atas dukungannya selama ini dan terima kasih untuk selalu membaca karya saya! :)<br />
<br /></div>
<div>
<div class="separator" style="clear: both;">
------------------------------------------------------------------------------------</div>
</div>
<b><br /></b>
<b>Judul</b>: Galette<br />
<b>Penerbit</b>: Gramedia Pustaka Utama<br />
<b>Tahun Terbit</b>: Oktober 2016<br />
<b>ISBN</b>: 9786020330976<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Odile tahu bahwa keluarganya di ambang kebangkrutan dan harus menjual segala aset untuk bisa bertahan. Tapi ia menolak menyerah pada keadaan. </div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Ganesh tahu hatinya selalu dipenuhi dendam dan prasangka terhadap ayah yang telah menitipkannya di tengah keluarga Odile. Dendam yang membuatnya selalu marah pada keadaan dan memutuskan pergi ke Paris untuk mencari jawaban. </div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Kirana tahu bakat seni sang ayah mengalir kental dalam darahnya. Tapi ia tidak tahu harus berbuat apa. Sifat penakut, pemalu dan kikuk telah menyembunyikan potensinya rapat-rapat. </div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Ketiganya tumbuh bersama, menghabiskan masa kecil hingga remaja di taman kecil di belakang kafe Galette. Namun seiring waktu, masalah di kampus, problem cinta, dan pencarian jati diri membuat jarak di antara mereka semakin menganga. </div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Ketika kafe Galette terancam dijual dan hanya ada satu kesempatan untuk mempertahankannya, ketiga sahabat itu akhirnya melihat di mana hati mereka berada.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<span id="goog_1090869193"></span><span id="goog_1090869194"></span><br />Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-51300354111189069282015-10-05T04:52:00.000+07:002015-10-07T16:15:46.258+07:00Being an Adult and Why I Ran Away From ItHello all, Fenny here. :)<br />
<br />
It's been a while. This post is for all of you out there who's too old to be a teenager, but barely an adult.<br />
<br />
Who's struggling to face adult life, no matter how much you try to resist.<br />
<br />
I know I am one of them, and my only emotional outlet is writing, so here goes....<br />
<br />
I have siblings, but to be honest, we didn't really grow up together. I am immensely proud of my siblings — I brag about them all the time to my friends. That's just how much I love them, even though I know it's annoying. People say, you will subconsciously put a bit of yourself into your writing. For me, perhaps that is the brother figure that's always been there in all of my works.<br />
<br />
But as much as I love them, I never really talk about life with them. There was that one time when I was confused on which path to take after high school, but that's about it. I always wonder at how my friends can talk about boy problems to their sister and mother. For me, when I cry because of boys for example, I turn to my friends.<br />
<br />
I turn to them so much about so many things, until one point I realise, that I might have rely on them <i>too </i>much. Especially when they have moved on with their lives and might not have as much time for me anymore.<br />
<br />
How many times, have you been disappointed because you 'lose a friend' after they've got a boyfriend or girlfriend?<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a>I had a set of friends before. One boy keeps changing his girlfriend, until one point I just wish he ends whichever relationship he's in just because he's a nicer person overall when he's single. It's petty, and it's unhealthy to wish him ill like that, but I had my phase.<br />
<br />
Now I've gotten used to my friends getting in and out of relationships. I've began to understand, that when they're in love, they are not dumping our friendship aside. They're just moving on. They're just hoping to start a new family of themselves. And I should be happy for them, even though I get to see them less.<br />
<br />
I couldn't understand that. I kept being the me in high school where I can talk to them whenever I want, dragging them around town to play everyday after class. I've always been a very fun-loving, but very demanding friend.<br />
<br />
I don't 'lose my friend'. I'm just left behind with my childish mindset. <br />
<br />
I've realised that for quite a long time, but refused to change. I still want my close-knit friendship like what I had in high school. When I moved here to the USA, I met quite a few people who might understand that. After all, they were a few years younger than me. Adult life with all its responsibilities were still far away from them, and I thought to myself that this is what I wanted. This kind of friendship was what I had in high school, and I will be happy to experience it again.<br />
<br />
It all went well, and until now, I'm still good friends with them. But among them I felt older, among them I began to realise that I really ought not lying to myself. I'm not their age, and nor was it right to refuse to move on. Weird enough, among them, I slowly found myself.<br />
<br />
So I began to think, whether it's really time for me to move on too. My friends from hometown has long since departed from the stage that I'm in. I'm late, but perhaps I can still jump onto that adult bandwagon.<br />
<br />
I was scared thinking of it. It kept me up at night. I know that for me, facing adult life meant that I had to go back to Indonesia. After all, I'm only here in the USA because I'm running away from reality. From adult responsibilities.<br />
<br />
I was so scared, that I asked my parents to let me prolong my stay yet again. I didn't want to go back just yet. I wanted myself to be ready when I'm back, and I'm not ready yet.<br />
<br />
I've always thought that my Dad wanted me back in Indonesia because he wanted a company at home. But one silent night, he told me that he knew. He knew that I'm scared, that I just couldn't face the society. That I'm terrified of being a failure at workplace. That I saw my friends having marriages, when I stay single myself.<br />
<br />
"<i>But I was afraid too when I was young</i>," he said.<br />
<br />
He didn't say anything more, but that one simple sentence convinced me to go back.<br />
<br />
About two months ago, I went back for a short holiday to my hometown. I was to see my old friends — the ones who had moved on.<br />
<br />
Some of them worked already, some of them finishing their Med school, some of them trying to start up a company. One of them is getting married real soon. As much as I love them, I was nervous to see them.<br />
<br />
But I saw them nevertheless. They didn't judge me even the slightest bit. I should've known better. Weren't they the girls who cried with me when I cried? Weren't they who stood by me when I was broken? Weren't they the ones who rejoiced for what I've accomplished, no matter how difficult their own situation was? That was how selfless they were, and they have for times and times proven to me that they were real friends.<br />
<br />
I spent a lot of time with them during the holiday. A lot of fun times. Times that made me wonder....<br />
<br />
<i>Why, on earth, I thought that them being an adult make them less of a friend? </i><br />
<i><br /></i>
<i>Why, on earth, did I think that they are a whole different person now that they have steady boyfriends and serious jobs? </i><br />
<br />
We still laughed at the same jokes, we still hang out at the same places. I guess, even though things change, some just always stays the same.<br />
<br />
I cried alone at the airport on the way to the USA. I'm not sure why. I just knew there was an overwhelming feeling in my heart. Perhaps, I cried because I was so touched by how much my friends loved me, despite how difficult I can be. I thought to myself how ungrateful I've been. Why did I lament so much about my life, when life has blessed me with such loving people around me, no matter where I go?<br />
<br />
Somehow, I felt so relieved. I forgot what I was afraid of. Being an adult is not as scary as I thought. Being an adult still induces the same feelings from me. I still love my friends tremendously, and I still have fun even though we're moving on with our lives.<br />
<br />
I'm cherishing every day in the USA with newfound light now. I know that these are the last days before I truly become an adult. I try to seize every day as best as I can. And for the first time ever, I'm not afraid of the future anymore.<br />
<br />
Well, maybe just a little bit.<br />
<br />
But I'm ready.Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-61659408484452374952014-09-05T13:46:00.002+07:002014-09-05T13:51:03.486+07:00[Puisi] Chandra<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>Chandra<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kau melayang di angkasa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Aku mendongak dan merasa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Sepenuhnya dipenuhi putus asa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Cahayamu menunduk menatap<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Bertanya kenapa aku meratap<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kukatakan pada semua aku tidak siap<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kau bertanya untuk apa menangis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Mengapa kesabaranku menipis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Hanya untuk sebentuk iblis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Iblis yang hidup hanya dalam hati<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Dibentuk dari dalam diri<br />
Dan sebenarnya hanya ilusi</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Kau tersenyum di tengah malam</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Menenangkan hati yang kelam</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Walau aku tetap tenggelam</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Terus menyelam<br />
<br />
Hingga karam.</div>
Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-39920763105500109882014-08-08T17:12:00.004+07:002014-08-08T17:14:30.617+07:00[Cerpen] Permata di Atas Bukit - Lomba Faber-Castell<div style="text-align: justify;">
Ada yang penasaran tentang kelanjutan kisah Aldebaran dan Lethia di Lapis Lazuli?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerpen yang ditulis untuk lomba cerpen Faber-Castell ini dapat memberikan sedikit intipan ke dalam kehidupan mereka di Gienah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya rasa saya tidak diperbolehkan untuk menge-<i>post </i>ceritanya langsung di sini, karena cerpen itu adalah entri lomba.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b>Jadi, langsung saja baca cerita Fenny di halaman <a href="http://goo.gl/mL7nWX">Facebook Faber-Castell</a>.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><br /></b></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Like kamu dihitung lho, jadi bantu-bantu Fenny nge-like, ya! :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
Lomba ini diperpanjang hingga 31 Agustus 2014. Bagi kamu yang berniat ikutan, bisa kunjungi <a href="http://lombacerpen.com/"><i>website </i>mereka</a> untuk informasi lebih lanjut. Entri kamu harus diupload ke <i>website </i>itu, jadi kalau mau ikutan, kamu harus bikin akun di sana.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada posternya juga kalau mau dibaca-baca, di bawah ini:</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-tzA3uLK-Hxk/U-Siaa7pQGI/AAAAAAAACaE/i_7WffsV4kE/s1600/10485743_959755224041173_8027153035785224925_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-tzA3uLK-Hxk/U-Siaa7pQGI/AAAAAAAACaE/i_7WffsV4kE/s1600/10485743_959755224041173_8027153035785224925_o.jpg" height="640" width="452" /></a></div>
<br />Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-75833500205182855652014-03-05T23:06:00.000+07:002014-03-06T15:40:10.007+07:00Jika Aku Mereka Giveaway<a class="rafl" href="http://www.rafflecopter.com/rafl/display/d7a48c4/" id="rc-d7a48c4" rel="nofollow">a Rafflecopter giveaway</a>
<script src="//d12vno17mo87cx.cloudfront.net/embed/rafl/cptr.js"></script><br />
<div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Giveaway dimulai 6 Maret 2014 pukul 12.00 siang</b></div>
</div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-V_wq60YQ7i0/UwDfYjPxAjI/AAAAAAAABgE/7CdQ0PtmmYs/s1600/unnamed2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-V_wq60YQ7i0/UwDfYjPxAjI/AAAAAAAABgE/7CdQ0PtmmYs/s1600/unnamed2.jpg" height="320" width="214" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div>
Hai semua, Fenny dan Gagasmedia punya 2 eksemplar buku <a href="http://fennywongjournal.blogspot.com/2014/02/jika-aku-mereka-12-pemenang-sayembara.html">Jika Aku Mereka</a> gratis, lho!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jika Aku Mereka adalah kumpulan cerpen yang diterbikan oleh <a href="http://gagasmedia.net/">Gagasmedia</a>, bersama Yayasan Mitra Netra dan Majalah Diffa. Kumcer ini berisi 12 cerita inspiratif tentang hubungan kita dengan orang-orang disabilitas. Saya juga turut ikut menyumbang sebuah cerita ke dalamnya, yang merupakan cerita nyata.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kurangnya bacaan tentang disabilitas di masyarakat sering membuat kita salah paham dengan para penyandang disabilitas. Kumcer ini menyediakan cerita-cerita yang bukan hanya mengharukan, tapi juga mengubah pandangan dan prasangka kita....</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jadi kalau kamu sudah tidak sabar untuk membaca kumcer ini, langsung saja ya jawab pertanyaan di bawah ini dan isi Rafflecopter di atas:</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Coba ceritakan pengalamanmu / pendapatmu yang berkaitan dengan dunia disabilitas!</span></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><br /></span></b></div>
<div>
Untuk memperbanyak kesempatan menang, kamu bisa promosi di <a href="http://twitter.com/fennywong">Twitter</a>. Kamu juga bisa menambahkan Jika Aku Mereka pada kolom 'wishlist' atau 'to-read' kamu di Goodreads. Namun, opsi-opsi ini tidak diharuskan.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>Giveaway </i>ini akan berakhir pada tanggal 13 Maret 2013, pada pukul 12.00 siang. Pemenang akan dihubungi lewat <i>e-mail, </i>jadi jangan lupa cantumkan alamat yang benar, ya. Alamat pemenang ditunggu dalam waktu 2x24 jam, jika tidak ada jawaban maka pemenang lain akan ditentukan. Hadiah pemenang akan dikirim oleh Gagasmedia.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Semoga beruntung! :)</div>
Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com16tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-17285637836301542832014-03-04T22:44:00.000+07:002014-04-28T14:52:12.572+07:00[Cerpen] Shisam dan Hoyaa <div style="text-align: center;">
<div>
<span style="font-size: x-small;">Ditulis sebagai bentuk partisipasi </span><a href="https://www.goodreads.com/topic/show/1705104-lomba-cerbul-kasfan-februari-14#comment_id_93936045"><span style="font-size: x-small;">Lomba Cerbul Februari 2014 Kastil Fantasi</span></a><span style="font-size: x-small;">.</span><span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;">Juga adalah semacam </span><i><span style="font-size: x-small;">background story </span></i><span style="font-size: x-small;">untuk novel yang sedang saya tulis, Permata Gurun.</span></div>
<div>
<span style="font-size: x-small;">Selamat membaca :)</span></div>
<div>
<span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-zUl3tc0Qz9c/UxX005KrgYI/AAAAAAAABgg/8LHyjZxiXvI/s1600/Burnt_castle.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-zUl3tc0Qz9c/UxX005KrgYI/AAAAAAAABgg/8LHyjZxiXvI/s1600/Burnt_castle.jpg" height="186" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: start;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoSubtitle">
<span style="color: #a6a6a6;">Diperkirakan terjadi sekitar tahun 90 S.L</span></div>
<div align="center" class="MsoSubtitle">
<span style="color: #a6a6a6;">Ibukota Kadaar, Kerajaan Mirgaan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: start;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Tidak satu pun dari kedua belas kakak Shisam Ultaar yang ingat apa yang terjadi pada mereka di Kota Tua. Mereka pulang dengan tangan kosong, juga memori yang terhapus bersih. Shisam sendiri yakin kalau semua kakaknya hanya pura-pura, agar Shisam sama-sama gagal. Pasalnya, jika Shisam berhasil, takhta Kerajaan Mirgaan berikutnya akan menjadi milik pangeran bungsu itu.<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Sebenarnya ujian yang diberikan Cenayang Kerajaan sendiri terdengar mudah. Para pangeran hanya perlu keluar dari pusat kota, menyebrang tidak jauh, dan masuk ke Kota Tua. Semuanya masih di dalam wilayah Kadaar. Mereka perlu mencari sebuah cawan di antara puing-puing istana lama. Cawan Hitam yang tersembunyi di sana berkhasiat menyembuhkan segala penyakit. Cenayang itu menjelaskan tentang cawan itu dengan potongan bait yang diambil dari Lagu Ultaar yang rahasia:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<i>Cawan Hitam Mirgaan<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<i>dari Permata Gurun pahatan<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<i>sebesar dua kepalan tangan<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<i>Tuangkan sari dahan Karlaan,<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<i>tambahkan lima petik kelopak Faan,<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<i>dicampur sejumput bubuk hujan<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<i>saat purnama, mati, atau paruh bulan<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<i>Yang jatuh ditaikkan<o:p></o:p></i><br />
<i>yang pingsan dibangkitkan</i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<i>yang sakit disembuhkan<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<i>namun yang mati tetap di Khayangan<o:p></o:p></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 24px;">
<br /></div>
<div style="text-align: start;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Setelah Shisam mengerti, Cenayang memberitahunya hal lain. Kelemahannya, cawan tersebut hanya dapat dipakai tiga kali saja, masing-masing pada bulang purnama, bulan mati, dan paruh bulan. Namun konon, dulu mendiang ayahandanya menemukan cara agar khasiat cawan itu dapat dipakai berulang kali.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br />
Masalahnya, tidak ada orang yang bisa mendekati puing-puing istana Kota Tua. Mereka bilang ada Hoyaa — djinn penjaga — yang dikabarkan tinggal di sana. Kedua belas kakak Shisam juga membenarkan hal itu. Mereka berkata pastilah Hoyaa yang menghapus ingatan mereka dan mencegah mereka mengambil Cawan Hitam. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Kedua belas kakaknya yang kesal karena gagal kini sedang ribut mempertanyakan keahlian Cenayang. Mereka menuduh Cenayang tidak seharusnya menyimpang dari tradisi. Perihal penerus takhta seharusnya diselesaikan dengan adu bela diri seperti yang biasa dilakukan.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Cenayang Kerajaan tidak goyah dari pendapatnya kalau yang mendapatkan takhta haruslah orang yang menemukan Cawan Hitam itu. Ia berkata itu adalah perintah dari roh mendiang ayahanda Shisam. Cenayang Kerajaan menyanyikan Lagu Ultaar, menggunakan kekuatan mistik lagu tersebut untuk memanggil ayahandanya. Kemudian mereka berbincang-bincang perihal penerus takhta.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Shisam sendiri ingin turut ikut ke dalam perbincangan roh itu. Bukan untuk membuktikan kalau Cenayang berbohong, tapi karena ia masih penasaran seperti apa rupa ayahandanya dulu.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Ketika istana lama mereka terlalap api dan ayahandanya meninggal, Shisam baru berumur satu tahun lewat satu bulan. Selama perjalanan Shisam memikirkan tentang ayahandanya yang terkenal sebagai raja yang tertutup. Shisam juga ingin menjadi raja, hanya karena ia ingin menjadi seperti ayahandanya. Ia cukup yakin kalau ayahandanya sebenarnya adalah raja yang bijaksana.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Cenayang Kerajaan menolak permintaan kedua belas pangeran untuk mengubah tantangan yang diberikan. Cenayang Kerajaan bahkan berkata, kalau Shisam pulang dengan tangan kosong, maka sayembara lain akan dilakukan, terbuka untuk semua pemuda keturunan Mirgaan. Pemenangnya adalah yang bisa mendapatkan Cawan Hitam itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Shisam akhirnya berangkat di tengah perseteruan itu. Dia tidak terlalu takut dengan Hoyaa. Awalnya ia kira Hoyaa bisa mengambil tumbal dan menjadikannya sebagai djinn. Hoyaa selalu mencari tumbal agar mereka dapat naik ke Khayangan. Mereka juga dapat naik ke Khayangan jika tujuan hidup terdalam mereka terpenuhi. Kebanyakan Hoyaa mencari tumbal daripada berusaha memenuhi tujuan, karena itu adalah jalan yang lebih mudah untuk ditempuh.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Akhirnya Shisam pun berangkat. Ia membawa kantung minuman, belati, beserta mental yang siap menghadapi apa saja. Ia bertekad untuk berhasil. Cenayang Kerajaan tampak khawatir ketika melihat Shisam pergi. Ia berkata Shisam baru berumur 13 tahun, terlalu, terlalu belia. Padahal Shisam sendiri merasa keberaniannya tidak kalah dengan milik kakak-kakaknya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
“Sebenarnya ini baru boleh hamba berikan ketika Pangeran cukup umur,” ia berkata. “Tapi Pangeran membutuhkannya. Lagu ini memiliki kekuatan mistik, seperti yang sudah sering hamba katakan. Bait tentang Cawan Hitam diambil dari lagu ini.” Ia lalu mengajarkan Shisam bagaimana menyanyikan Lagu Ultaar secara lengkap. Setelah Shisam hapal, ia pun segera berangkat.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Di batas luar Kota Tua, Shisam mendengar alunan. Rendah, seperti gumaman, tapi bermelodi. Kota Kadaar dikelilingi pasir gurun, jadi Shisam berpikir mungkin itu hanya suara pasir. Desirnya memang sering menimbulkan alunan nada.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Tapi semakin ia dekat ke puing-puing istana, alunan itu terdengar semakin jelas. Tidak mungkin pasir menghasilkan suara semacam itu. Semakin Shisam mendengarkannya, ia semakin yakin ia pernah mendengar alunan itu sebelumnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Alunan kini terdengar hampir seperti suara kecapi. Langkah Shisam semakin lama semakin berat. Hanya beberapa meter di hadapannya, ada pilar yang menjulang miring. Bangunan istana yang kini hitam legam dan hanya berdiri sebagian terlihat dari balik kelopak mata Shisam yang berat. Semakin ia berkonsentrasi pada alunan itu, ia semakin mengantuk.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Tubuhnya mati rasa, tapi ia memaksakan untuk masuk ke dalam puing-puing bangunan utama. Semakin Shisam berjalan ke dalam, ia semakin terkesima. Segalanya masih begitu indah, dengan warna-warna yang terang dan ukiran yang sama sekali tidak bercacat. Pembaringan yang ada di ujung ruangan dilapisi sutra, begitu mengundang Shisam untuk terlelap di atasnya. Shisam tidak bisa menghentikan hasratnya yang memintanya untuk naik ke atas pembaringan itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Ada perasaan aneh yang berkata, jika ia tertidur begitu saja, ia mungkin akan kembali pada Cenayang Kerajaan tanpa ingatan apa-apa.... Atau bahkan jangan-jangan ia tidak akan bangun lagi.... Ia tiba-tiba merasa ketakutan... Lalu di ambang akhir kesadarannya, ia menyanyikan Lagu Ultaar.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Perlahan-lahan kesadarannya kembali. Rasa sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya, tapi, tidak hilang. Pembaringan yang Shisam tiduri hanyalah sebuah batu besar dengan ujung-ujung yang meruncing. Di sekelilingnya ada tengkorak-tengkorak, yang nasibnya tidak seberuntung Shisam yang tahu Lagu Ultaar.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Shisam terperanjat, bukan hanya karena pemandangan penuh tengkorak. Di hadapannya ada bayangan, yang lama-lama menjadi padat pada bagian atas, tapi kakinya tetap terlihat seperti embun. Shisam siap menarik belati dengan tangannya yang bergetar hebat, berusaha untuk tidak berteriak ketakutan.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Namun ia urung melakukannya. Yang menatap ke arahnya adalah Hoyaa... jelmaan ayahandanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Shisam bangkit, terpana. Hoyaa itu lalu berkata menyambut, “Anakku yang ketiga belas, Shisam. Setelah kedua belas kakakmu, aku sudah berpikir kau akan datang. Jika kau tidak menyanyikan Lagu Ultaar seperti barusan, maka aku kira kau juga salah satu dari perompak-perompak yang berusaha mencuri harta kerajaan kita.” Ia menunjuk ke arah tumpukan tengkorak.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Shisam berjalan mendekat, tidak peduli kalau ia sedang menghadapi Hoyaa. Ia bingung sekali ketika ia bertanya, “Ayahanda... kenapa.... A-aku tahu. Ketika Kota Tua terbakar, Ayahanda meminta Hoyaa lain untuk menyelamatkan kami bertiga belas, dan sebagai gantinya Ayahanda dijadikan tumbal?”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Ayahandanya tampak berpikir sejenak. Ia lalu berkata, “Kamu orang yang pertama berpikir seperti itu, Shisam. Tidak, tapi bukan itu yang terjadi. Tapi bukankah kau ingin takhta yang tidak berhasil didapatkan kakak-kakakmu? Apa kau tidak ingin tahu caranya mendapatkan Cawan Hitam? Karena cawan itu ada padaku.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
“Tapi... Ayahanda, kenapa Ayahanda bisa menjadi Hoyaa? Bukankah menjadi Hoyaa adalah karena Ayahanda menjadi tumbal untuk Hoyaa sebelumnya? Apa yang terjadi?” Shisam tidak ingin pergi begitu saja dengan Cawan Hitam. Ia ingin tahu yang sebenarnya. Ia juga kemudian bertanya, “Apa yang dilakukan kedua belas kakakku, hingga mereka tidak pantas mendapatkan Cawan Hitam dari Ayahanda?”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
“Mereka membuktikan kalau mereka tidak memiliki hati yang cukup murni untuk menjadi Raja Mirgaan,” kata ayahandanya. “Namun aku telah lelah menguji. Kau adalah anak bungsuku, anak yang paling kusayang. Aku akan memberikan Cawan Hitam ini padamu.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
“Mengapa aku tidak perlu diuji?” tanya Shisam. “Aku tidak ingin keluar dari sini begitu saja tanpa tahu apa yang terjadi pada Ayahanda. Bukankah Ayahanda tidak bisa tenang dan naik ke Khayangan selama Ayahanda menjadi Hoyaa?”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
“Aku tidak bisa membayangkan Mirgaan diperintah oleh orang yang bukan darah dagingku, padahal aku punya tiga belas anak laki-laki. Aku akan memberikanmu Cawan Hitam jika kau memintanya.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
“Bagaimana aku bisa menjadi raja dengan tenang jika Ayahanda terperangkap menjadi Hoyaa selamanya? Aku ingin menyelamatkan Ayahanda.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
“Tiga kali kau menolakku, Shisam,” kali ini ayahandanya tertegun sedikit lebih lama. “Baiklah, aku akan menceritakan apa yang sebenanrya terjadi. Setelah itu, kau bisa memilih. Apakah kau ingin menyelamatkan aku dari kutukan Hoyaa, atau apakah kau ingin mengambil Cawan Hitam ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"Kau mungkin pernah mendengar, pada masa pemerintahanku, ketika aku masih muda dan baru menikah, Mirgaan pernah terkena wabah penyakit Guaam. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut, dan Cenayang Kerajaan berkata aku dapat memanjatkan doa pada Khayangan dan menyanyikan Lagu Ultaar.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"Aku melakukan keduanya tapi tidak ada yang terjadi. Hingga aku bertemu cenayang lain di tengah gurun, dan ia memberitahuku kekuatan lain yang dimiliki Lagu Ultaar. Aku bisa memanggil Hoyaa dari Panas Bumi. Jika yang di Atas tidak membantumu, satu-satunya cara adalah untuk mencari ke Bawah. Aku melakukan semuanya dalam diam, bahkan ibumu pun tidak tahu tentang hal ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"Hoyaa yang kupanggil memiliki kekuatan yang luar biasa. Perjanjian tiga garis darah pun dibuat di antara kami. Ia akan membantuku mengenyahkan penyakit Guaam, dan aku... harus memberikannya tumbal. Hoyaa itu meminta anak lelaki bungsuku. Tidak lama kemudian ibumu hamil, dan aku segera tahu yang ada di dalam perut ibumu adalah anak lelaki.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"Hoyaa memberikan aku sebongkah permata carnelian hitam yang kemudian dipahat menjadi cawan sesuai perintahnya. Namun Cawan Hitam hanya dapat digunakan hingga tiga kali.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br />
"Aku murka mendengarnya. Aku kira cawan itu dapat dipakai berkali-kali untuk seluruh kerajaan. Hal semacam itu begitu licik untuk dilakukan oleh Hoyaa. Ia berkelit dengan berkata kalau perjanjian di antara mereka hanyalah untuk saling ‘membantu’. Aku pun mencari cara untuk keluar dari perjanjian. Setelah ibumu melahirkan kakakmu yang pertama, aku mengulur waktu. Tidak lama kemudian, ibumu hamil lagi.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"‘Kau bilang kau menginginkan anak lelaki bungsuku,” kataku pada Hoyaa itu. ‘Istriku sedang hamil anak lelaki berikutnya. Kau dapat mengambilnya ketika ia telah lahir. Jangan ambil anak sulungku, karena aku memerlukan penerus untuk kerajaan.’</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"Hoyaa itu mengiyakan dan memberikan janjinya untuk tidak mengambil kakak sulungmu.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"Lalu kakakmu yang kedua lahir. Aku lega ternyata dia benar-benar laki-laki. Tapi aku juga sedih karena ia begitu tampan, membuatku tidak tega untuk memberikannya sebagai tumbal pada Hoyaa. Aku tidak dapat membayangkan bagaimana bayi yang lucu itu akan hidup selebihnya sebagai Hoyaa yang gentayangan mencari tumbal. Aku mengulur waktu lagi, dan tidak lama kemudian ibumu hamil kembali.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"Maka aku pun berkata pada Hoyaa itu, ‘Istriku sedang hamil anak lelaki berikutnya. Ambil saja anak ketigaku, aku memerlukan anak keduaku untuk meneruskan takhta jika terjadi sesuatu pada anak sulungku. Dalam hidupku, aku harus memastikan takhta Mirgaan dipegang oleh orang yang berhak dan pantas.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"Begitu seterusnya hingga kau dikandung. Hoyaa itu sudah kehilangan kesabaran. Aku pun sudah ketakutan, karena semakin hari aku semakin mencintai kalian. Aku mulai menyesali keputusanku memanggil Hoyaa itu. Namun kemudian keajaiban datang, dan aku berhasil menemukan cara agar Cawan Hitam itu tidak hanya bisa dipakai tiga kali.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"Keberhasilanku menyembuhkan Mirgaan membuat Hoyaa itu bertambah marah. Ia merasa kalau ia belum terbayar, padahal aku sudah mendapatkan semua keuntungannya. Ibumu meninggal ketika melahirkanmu, menjadikan kau anak yang terakhir.... Aku menunda hingga bulan ketiga belas, tapi lalu Hoyaa itu tidak mau menunggu lagi. Ia membakar kotaku, istanaku....</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"Karena janji-janjinya untuk tidak membunuh kedua belas kakakmu, mereka aman dari lalapan api Hoyaa. Tapi kau tidak begitu. Aku pada akhirnya berkata, lebih baik Hoyaa itu mengambilku sebagai tumbal, agar ia berjanji juga untuk tidak melukaimu.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"Kini aku menjadi Hoyaa di sini menggantikan dirinya. Seperti yang kau tahu, Hoyaa baru dapat naik ke Khayangan setelah tujuannya terpenuhi, atau setelah ia mendapatkan tumbal.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Shisam sedari tadi mendengarkan dalam diam. Ia percaya sepenuhnya dengan semua kata-kata ayahandanya itu. Ia menitikkan air mata, sesuatu yang seharusnya tabu untuk pangeran. Tapi ia tetap terharu dengan apa yang ayahnya telah lakukan untuknya, walaupun memanggil Hoyaa lain dari Panas Bumi sebenarnya adalah kesalahannya sendiri di awal.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Pada awal cerita, ayahandanya berkata Shisam akan boleh memilih antara Cawan Hitam dan menyelamatkan ayahandanya. Tapi ia tidak menunggu Shisam memilih. Ia mengeluarkan Cawan Hitam dari udara, terselimutkan oleh kabut, yang lama-lama menghilang.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Mengambang di tangan ayahandanya, sebuah cawan yang terpahat indah muncul. Warnanya hitam legam, dan ada kilat yang belum pernah Shisam lihat dari permukaan benda lain. Perasaannya ketika melihat cawan itu begitu campur aduk.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Shisam menerima Cawan Hitam dan termenung memandangnya. Ia menatap ayahandanya lagi, yang menatap balik padanya, seakan menunggu ia mengatakan sesuatu. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
“Kalau aku tidak mengambilnya, kurasa Cenayang Kerajaan memiliki cara lain untuk menentukan penerus takhta berikutnya yang layak,” kata Shisam. Ia meletakkan Cawan Hitam itu ke atas batu di sampingnya. “Tapi jika aku tidak menyelamatkan Ayahanda, mungkin tidak akan ada orang lain lagi yang bisa.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
“Kau adalah alasan kenapa aku berada di sini,” kata ayahandanya. “Aku tidak bisa membiarkanmu menggantikanku....”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
“Tiga belas tahun adalah waktu yang sudah cukup untuk mengecap dunia ini,” kata Shisam. “Aku berterima kasih atas kehidupan yang Ayahanda berikan.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Mereka lalu berpandangan lama. Ayahandanya tampaknya merasakan keteguhan hati Shisam. Shisam bertanya-tanya apakah menjadi tumbal akan merasa sakit, tapi yang kemudian ayahandanya lakukan hanyalah menyanyi. Lagu Ultaar.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Lalu perlahan-lahan sekeliling Shisam dipenuhi kabut yang lama-lama menjadi tebal. Sosok ayahandanya di depan matanya perlahan-lahan menghilang. Ada senyum yang menyapu wajah ayahandanya itu. Senyum begitu tulus dan gembira, sebelum sosoknya menghilang menjadi serpihan debu cahaya. Jika senyum itu adalah hadiah yang Shisam terima... mungkin menjadi Hoyaa yang gentayangan pun sepadan....</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Shisam terbangun di tempat yang berwarna kemerahan. Ada ukiran-ukiran berwarna hijau, biru tua, dan ungu, semua bercampur dengan indah. Ia kemudian sadar ia sedang menatap langit-langit kamar tidurnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Shisam terduduk di atas pembaringan. Tangannya meraba-raba kakinya. Keduanya masih padat di sana, belum membuatnya melayang-layang seperti Hoyaa. Ia tiba-tiba panik. Apakah ayahandanya mengurungkan niat, dan malah mengembalikan Shisam ke istana?</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Cenayang Kerajaan masuk ke kamar Shisam setelah mengetuk dan dipersilakan. Shisam bangkit, lalu mengenakan jubah kerajaan baru yang digantung di samping tempat tidurnya. Sepanjang waktunya, matanya tertumbuk pada Cawan Hitam yang digenggam Cenayang.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Cenayang tersenyum senang melihat Shisam yang sudah sadar. “Pangeran berhasil mendapatkan Cawan Hitam!”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Shisam meraba cawan itu. Ia sama sekali tidak ingat bagaimana ia pulang, atau apa yang terjadi, setelah ia dikelilingi kabut. Ia lalu mendongak dan bertanya pada Cenayang, “Cenayang Kerajaan, bukankah kau bisa bercakap-cakap dengan roh Ayahanda? Apakah ia masih menjadi Hoyaa di sana, dan mengembalikan aku ke sini dengan Cawan Hitam? Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Melihat kekhawatiran Shisam, Cenayang terlihat bertambah gembira. “Tidak. Mendiang Baginda sudah naik ke Khayangan. Sebagai Hoyaa, dia sudah mencapai tujuannya yang terdalam. Sedari hidup, tujuannya tetap sama: memastikan takhta Mirgaan dipegang oleh orang yang berhak dan pantas.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
"Ia telah menemukannya dalam diri anaknya yang ketiga belas, yang menolak tawaran cobaannya hingga tiga kali. Yang mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Yang berjiwa besar dan jauh dari egois. Hamba hanya membantunya untuk menemukan penerus takhta tersebut.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Shisam tidak percaya kalau Cenayang sedang berkata tentang dirinya. Ia lalu menerima Cawan Hitam</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
yang diberikan oleh Cenayang. Menggenggamnya, Shisam berjalan ke arah pintu balkon. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
“Selamat, Baginda,” kata Cenayang, lalu membukakan pintu tersebut.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Di dalam jubah kerajaannya yang baru, Raja Shisam melangkah keluar. Di tangannya ada Cawan Hitam pusaka kerajaan, di bawahnya ada kumpulan rakyat Mirgaan yang dicintainya, mengelu-elukan namanya. Shisam mengangkat cawan itu dan mendongak ke atas.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; text-align: justify;">
Pada salah satu sudut Khayangan, ia harap ayahandanya juga sedang memperhatikannya.</div>
</div>
Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-40381987223652171952014-02-16T23:41:00.001+07:002014-03-05T23:03:17.422+07:00Jika Aku Mereka: 12 Pemenang Sayembara Kisah Disabilitas Gagasmedia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-V_wq60YQ7i0/UwDfYjPxAjI/AAAAAAAABgA/bqY55qyZ8mw/s1600/unnamed2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-V_wq60YQ7i0/UwDfYjPxAjI/AAAAAAAABgA/bqY55qyZ8mw/s1600/unnamed2.jpg" height="320" width="215" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>Judul:</b> Jika Aku Mereka; 12 Pemenang Sayembara Menulis Kisah Disabilitas</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>Penerbit: </b><a href="http://fennywongjournal.blogspot.com/search/label/gagasmedia">Gagasmedia</a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>Tahun Terbit: </b>Februari 2014</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>ISBN-13: </b>9789797806972</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>Harga: </b>Rp. 45,000.00</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Woah! Ternyata kalau dilihat dari tanggal terakhir <i>update, </i>sudah setengah tahun saya tidak berkunjung kemari!</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Selama Agustus hingga akhir tahun kemarin saya memang disibukkan dengan proyek kelulusan, dan karena sekarang saya sudah lulus, saya dapat kembali mengisi waktu saya dengan kegiatan tulis-menulis.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Yang dipajang di atas adalah hasil dari kumpulan karya saya dan 11 pengarang lainnya. Kompilasi cerita inspiratif (non-fiksi pertama saya!) yang dibukukan oleh Gagasmedia. Harusnya sudah ada di toko-toko buku; tapi kalau belum ada, bisa dipesan di media online seperti di <a href="http://www.yes24.co.id/Display/ProductDetailBook.aspx?FCategoryNo=5261&ProductNo=1079039">sini.</a></div>
<br />Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-4834230292954645922013-07-04T21:18:00.002+07:002014-06-20T22:50:22.971+07:00[Novel Review] Who Could That Be at This Hour? by Lemony Snicket<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-WfeEyrAlRoI/UdV9EdFOclI/AAAAAAAABaI/srKFGdXLMdI/s475/13477819.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-WfeEyrAlRoI/UdV9EdFOclI/AAAAAAAABaI/srKFGdXLMdI/s320/13477819.jpg" height="320" width="211" /></span></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b>
<span style="font-family: inherit;"><b>Title: </b>Who Could That Be at This Hour?</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b>Series: </b>All The Wrong Questions</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b>Writer: </b>Lemony Snicket</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b>Illustrator: </b>Seth</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b>Publisher: </b>Little, Brown and Company</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b>Date: </b>October 2012</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b>ISBN: </b>978-0-316-12308-2</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<i><span style="font-family: inherit;">The adventure began in a fading town. Far from anyone he knew or trusted, a young Lemony Snicket started an apprenticeship for a secret organization shrouded in mystery and secrecy. He asked questions that shouldn't have been on his mind. </span></i><br />
<i><span style="font-family: inherit;"><br /></span></i>
<i><span style="font-family: inherit;">Now he has written an account that should not be published that shouldn't be read. Not even by you. Seriously, we recommend that you do NOT ask your parents for this, the first book in his new ALL THE WRONG QUESTIONS series.</span></i><br />
<i><span style="font-family: inherit;"><br /></span></i>
<i><span style="font-family: inherit;">Lemony Snicket, in case you don't already know, grew up to be the author of A Series of Unfortunate Events series.</span></i><br />
<i><span style="font-family: inherit;"><br /></span></i>
<i><span style="font-family: inherit;">--------------</span></i><br />
<i><span style="font-family: inherit;"><br /></span></i>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Rating: </b><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://3.bp.blogspot.com/-T1vY1ARvp3I/UYZpCBFdfnI/AAAAAAAABUo/GsnfuQwOLYk/s1600/knewstuff-256.png" style="text-align: center;" /><img src="http://3.bp.blogspot.com/-T1vY1ARvp3I/UYZpCBFdfnI/AAAAAAAABUo/GsnfuQwOLYk/s1600/knewstuff-256.png" style="text-align: center;" /></span><br />
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Maybe I put too high of an expectation for this new series by Lemony Snicket. I am, as you may have already known, a big fan of the <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/A_Series_of_Unfortunate_Events">Series of Unfortunate Events</a>. </span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<a name='more'></a></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">In that series, Lemony Snicket acted as a narrator, as that one character that helped the plot, but not the main character altogether. It's different in All The Wrong Questions. Dated years back from A Series of Unfortunate Event's occurrence, it tells a story about Lemony's perplexing childhood after he graduated from his unusual education. Maybe that is why this series do not work as well as its predecessor. Having a narrator helped the overall quirky ambiance, which I did not quite grasp in this one.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Nonetheless, Snicket is still Snicket. If you are a fan of the previous series, you will know that he has a knack of putting clever children with annoying adults together. Here, Lemony Snicket is stuck with an unreliable chaperone, S. Theodora Markson. There were a lot of times when I wanted to slap S. Theodora in the face because she was <i>that </i>annoying (even <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Count_Olaf">Count Olaf </a>didn't make me feel that way). </span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">The story itself is about how Snicket was brought to this faraway place called Stain'd by the Sea. It's an eerie and unpleasant deserted place with few people in it. Here, he was proposed to steal a statue that nobody wanted, and pursued by a villain that unfortunately interested in the same statue. The statue was in a shape of Bombinating Beast, a mythical creature that was said had a shape of a question mark (which, ties back to the original A Series of Unfortunate Events).</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">The story got better as it went on. Along the ride I am constantly reminded on why I'd loved Snicket in the first place. See the quotes below:</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: inherit;">"As a part of my education, I'd learned that one should never have a serious conversation in a position in which one has to look up at the other person. I'd thought this was a ridiculous thing to teach children, who tend to be shorter than anyone else, and said so."</span></blockquote>
<br />
<div>
<span style="font-family: inherit;">There is this tendency in Snicket's writing where they put children in a position where they are much capable than the adults. It suggests that children actually know more than what adult think they do. On the other hand I don't really think that Snicket books are read by children. They meant to cater to adults who think that children would buy them... if that makes any sense at all.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: inherit;">"Children never tell adults anything either," I said. "The children of this world and the adults of this world are in entirely separate boats and only drift near each other when we need a ride from someone or when someone needs us to wash our hands."</span></blockquote>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">And not to mention, if you don't enjoy the mystery that is offered in this book (which, by the way, goes unsolved. That is the way Snicket goes), you can still enjoy the twisted humour sprinkled here and there. </span></div>
<div>
</div>
<blockquote>
<span style="font-family: inherit;">"<i>Get out</i>!" she screamed, and like many actresses she practiced this line over and over again. "<i>Get out! Get out! Get out!</i>" </span></blockquote>
<blockquote>
<span style="font-family: inherit;">"I meant to tell you," I said. "My deafness was cured by a treatment of root beer, so you don't have to shout at me."</span></blockquote>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Also, clever allegories. </span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: inherit;">"There's not a single building left on Blotted Boulevard," Squeak agreed as I climbed into the backseat. </span></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-family: inherit;">"You know when someone tells you there's a monster under the bed?" I asked them. "And you know, of course, that there's no such thing, but you just have to check under the bed anyway? Well, that's what we're doing here." </span></blockquote>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">All in all, All The Wrong Questions is a treat for all Lemony Snicket fans. Beware, it is a series, so the mystery is not solved yet with the ending of this first book. However, there is a twist in the ending that is quite fulfilling. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">If you are a first-time reader for Snicket's work, I would recommend you to read all thirteen books of A Series of Unfortunate Events first before even venturing to this one. It will worth your time, I promise.</span></div>
<br />Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-66376557290710512332013-06-30T10:56:00.000+07:002013-06-30T11:05:33.554+07:00[Novel Review] Call Me Miss J by Orizuka<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-PcvFQ0uw1QE/Uc-gQWhbghI/AAAAAAAABZE/ulmiOSz6WDI/s475/17874253.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-PcvFQ0uw1QE/Uc-gQWhbghI/AAAAAAAABZE/ulmiOSz6WDI/s320/17874253.jpg" width="206" /></span></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="font-family: inherit;">Judul: </b><span style="font-family: inherit;">Call Me Miss J.</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Pengarang: </b><a href="http://fennywongjournal.blogspot.sg/search/label/orizuka">Orizuka </a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Penerbit: </b><a href="http://fennywongjournal.blogspot.sg/search/label/nourabooks">Nourabooks</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tanggal Terbit: </b>April 2013</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>ISBN: </b>9786027816121</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;">Tujuh alasan kenapa aku benci dipanggil Miss J: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> 7. Nama itu semacam pengingat kalau aku punya masalah penampilan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> 6. Nama itu dikasih oleh orang yang paling kubenci sejagat raya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> 5. Nama itu bikin aku ditertawakan seisi kantin. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> 4. Nama itu bikin aku terkenal (tidak dalam artian baik) dan jadi objek mading di sekolah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> 3. Nama itu membuatku dihukum seminggu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> 2. Nama itu bikin cowok yang kusukai bilang aku perlu berubah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> 1. Praktisnya, nama itu bikin MALU. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Courier New, Courier, monospace;"> Bisa bayangkan penderitaanku? Aku kan sudah kelas sebelas!
Bagaimana aku bisa memulai romansa SMA-ku kalau terus menerus dipanggil Miss J?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
--------------------</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Rating: </b><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jadi, menurut Fenny....</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa, sih, cewek yang nggak pernah berusaha berubah untuk cowok yang disukainya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Well, admit it. </i>Pasti ada bagian tubuh yang tidak kamu sukai, yang ingin kamu ubah, hanya supaya si cowok imut di klub basket yang kamu taksir melirikmu. <i>We've all been there, done that. </i>Tokoh utama Call Me Miss J., Lea, pun sama. Dia mati-matian melawan musuh terbesarnya dalam novel ini, jerawat, untuk mendapatkan perhatian Dimas. Dia juga benci sekali dengan kekurangannya itu karena dia dijadikan bahan tertawaan oleh <i>mean cheerleader type of girl </i>bernama Barbie, yang sekaligus adalah ketua OSIS diktatoris di SMA-nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Saya suka, suka, suka sekali buku ini. Seperti yang sudah saya jabarkan di alinea sebelumnya, ceritanya sebenarnya sederhana. Formulanya pernah dipakai oleh banyak buku remaja lainnya. Si cewek biasa, ditindas si cewek populer, naksir sama si cowok ganteng. Ada yang pengeksekusiannya tidak baik, hingga terasa seperti kisah picisan. Tapi ada juga, yang seperti Miss J. ini, jadi bacaan komedi yang ringan dan gampang dilahap, bikin ketagihan. Lelucon-leluconnya terasa <i>up to date, </i>dan ngena banget. Kalau mau komentar soal yang 'remeh-remeh', saya juga suka warna kuning sampulnya dan ilustrasi yang SMA banget. Kemajuan besar dari sampul versi sebelumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-Wkz_jaSP8CQ/Uc-nq-zimFI/AAAAAAAABZU/8olF5LluIuM/s320/Cover+orizuka+-+Miss-j+.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-Wkz_jaSP8CQ/Uc-nq-zimFI/AAAAAAAABZU/8olF5LluIuM/s320/Cover+orizuka+-+Miss-j+.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dalam novel ini juga terselip ilustrasi ala <i>manga </i>yang lumayan imut. Sebagai ganti pembatas buku, ada tempelan magnet yang diberikan. Kayaknya ini yang pertama kali saya dapat tempelan magnet seperti itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya adalah fans dari serial Gossip Girl. Jadi, ketika karakter lain bernama Raya dibilang mirip dengan Chace Crawford (pemeran <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Nate_Archibald_(Gossip_Girl)">Nate di Gossip Girl</a>), saya langsung terbayang betapa gantengnya Raya. Raya yang sebenarnya tidak muncul dengan sering hingga seperempat cerita, saya kira hanya salah satu dari penggerak plot saja. Sedangkan Rio, saudara tiri Lea yang tinggal di satu rumah, malah tidak memiliki porsi banyak. Saya lumayan suka dengan Rio, karena dia tipikal adik cuek yang sebenarnya peduli, yang bagi saya <i>cute </i>sekali. Sedangkan Dimas, si cowok imut basket yang saya ceritakan di awal, malah tidak terasa sama sekali imutnya, kecuali dari deskripsi si Lea. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Enough of the boys chatter, </i>hal lain yang saya suka dari Miss J. adalah kejujuran Lea sendiri. Di sekeliling Lea ada tiga teman baik, Sabil, Vidi, dan Alex (yang masing-masing punya karakter yang kuat<i>). </i>Lea, walaupun menyembunyikan kenyataan kalau Rio adalah adik tirinya karena takut diejek, tapi dia dapat dengan jujur membicarakan <i>insecurities </i>dia tentang jerawat. Dia menerima saran teman-temannya, dan bagi saya itu mengagumkan. Kebanyakan orang tidak suka membicarakan hal yang menyakiti hatinya, seperti kelemahan terbesarnya, tapi Lea tidak. Dan semakin ke belakang, saya semakin merasa Lea itu berani, walaupun tidak sekeras dan seblak-blakan temannya Vidi. Lea mau keluar dari <i>comfort zone-</i>nya, dan memperjuangkan apa yang pantas untuknya. Tentunya, dia juga tidak arogan setelah mendapatkan apa yang dia perjuangkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-Gga7a8d-Anc/Uc-sGgq6TOI/AAAAAAAABZs/MPHh3KCtgyE/s525/a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-Gga7a8d-Anc/Uc-sGgq6TOI/AAAAAAAABZs/MPHh3KCtgyE/s1600/a.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lea beruntung sekali punya teman-teman seperti Sabil, Vidi, dan Alex. Mengingatkan saya banyak pada persahabatan masa SMA yang manis. Mereka semua dapat porsi yang cukup banyak, tapi disayangkan tidak ada kelanjutan kisah asmara Sabil, yang sebenarnya lumayan bikin penasaran. Saya juga suka bagaimana Orizuka menggunakan orang seperti Vidi sebagai pemicu konflik. Vidi yang sebenarnya baik hati dan pintar, mulutnya terlalu blak-blakan, hingga sulit diterima Lea. Tapi pada akhirnya setelah salah paham diluruskan persahabatan mereka menjadi lekat kembali. Persahabatan memang begitu, kan? Seperti karet. Semakin ditarik menjauh, semakin melanting mendekat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya harus mengatakan sesuatu tentang ending novel ini. Dalam Miss J., tidak diceritakan apakah Lea berhasil mengobati jerawatnya atau tidak. Sempat di tengah-tengah, diceritakan kalau jerawatnya membaik setelah ia menggunakan obat dari Dokter Tarissa, ibu Raya. Tapi tidak pernah ada yang menyebutkan kalau kulit Lea menjadi semulus milik ibunya, atau bagaimana teman-teman SMA-nya berhenti memanggilnya Miss J. karena dia tidak berjerawat lagi. Bagi saya, ini bukan <i>loose end, </i>tapi salah satu cara Orizuka untuk berkata pada pembacanya: Lea bukan memusnahkan kekurangannya, tapi mengubah kekurangannya menjadi sebuah kelebihan. Dibanding meminta orang lain untuk berhenti memanggilnya seperti itu, Lea mengubah panggilan Miss J. menjadi kebanggaannya. Saya kagum sekali dengan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Miss J. adalah novel roman komedi lokal yang paling saya suka sejauh ini. <i>A must read.</i></div>
Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-68525651608199887302013-06-24T14:14:00.002+07:002013-07-07T15:40:19.728+07:00[Novel Review] Chrestomanci #1 - Charmed Life by Diana Wynne Jones<div class="separator tr_bq" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-fwr1BwrO3NE/Ucfp8SvRgNI/AAAAAAAABYc/j9LT0-LAwDk/s1600/6345246.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-fwr1BwrO3NE/Ucfp8SvRgNI/AAAAAAAABYc/j9LT0-LAwDk/s1600/6345246.jpg" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; font-weight: bold; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; font-weight: bold; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: white; color: #181818; font-family: inherit; line-height: 19px;">Judul: </strong><span style="background-color: white; color: #181818; font-family: inherit; line-height: 19px;">The Worlds of Chrestomanci - Charmed Life (Eric Chant dan Korek Api Bertuah)</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;"><span style="font-family: inherit;"><b>Pengarang: </b>Diana Wynne Jones </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;"><span style="font-family: inherit;"><b>Penerbit: </b>PT Gramedia Pustaka Utama</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;"><span style="font-family: inherit;"><b>Penerjemah: </b>Yohanna Yuni</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;"><span style="font-family: inherit;"><b>Tanggal Terbit: </b>Maret 2009 (original 1977)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818;"><span style="line-height: 19px;"><b>ISBN: </b>9792244360</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818;"><span style="line-height: 19px;"><b>ISBN13: </b>9789792244366</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: inherit;"><strong style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Selamat Datang di Dunia-Dunia Chrestomanci,</strong><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;"> tempat sihir menjadi sesuatu yang seumum matematika - dan dua kali lebih merepotkan jika berada di tangan yang salah!</span></span></i></div>
<i></i><br />
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="color: #181818; line-height: 19px;"><br /></span></i></div>
<i>
</i>
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;">
<i><i><span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Semua orang mengatakan Gwendolen Chant adalah penyihir berbakat yang memiliki kekuatan menakjub-kan. Jadi gadis cilik itu tidak merasa heran ketika Chrestomanci mengajaknya tinggal di kastilnya untuk dididik bersama anak-anaknya sendiri. Gwendolen berangkat dengan antusias, yakin bahwa cita-citanya menjadi penyihir besar akan segera tercapai. Tapi adiknya, Eric (biasa dipanggil Cat) tidak begitu bersemangat, karena ia sama sekali tidak berbakat sihir.</span></span></i></i></div>
<i>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: #181818; font-family: inherit; line-height: 19px;"><div style="text-align: justify;">
<i style="background-color: transparent;"><span style="background-color: white; color: #181818; font-family: inherit;">Ternyata, hidup bersama Chrestomanci dan keluarganya tidak seperti yang dibayangkan Gwendolen maupun Cat. Bukannya dikembangkan bakat sihirnya, Gwendolen malah tidak diizinkan melakukan sihir sama sekali! Gwendolen berang dan sengaja unjuk kekuatan, sampai-sampai adiknya nyaris tewas gara-gara korek api bertuah!</span></i></div>
</span></i><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; font-style: italic; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">----------------------------------------</span></span></i></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Rating: </b><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://3.bp.blogspot.com/-T1vY1ARvp3I/UYZpCBFdfnI/AAAAAAAABUo/GsnfuQwOLYk/s1600/knewstuff-256.png" style="text-align: center;" /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818;"><span style="line-height: 19px;"><b>Jadi, menurut Fenny....</b></span></span></div>
<br />
<span style="color: #181818;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818;"><span style="line-height: 19px;">Ini bukan pertama kalinya saya membaca buku dari Diana Wynne Jones. Sebelumnya, saya juga membaca buku dari seri yang sama, berjudul The Magicians of Caprona. Saya menyebutkan tentang buku ini dalam </span><a href="http://fennywongjournal.blogspot.com/2013/06/novel-review-ulysses-moore-1-pintu-waktu.html" style="line-height: 19px;">post saya yang lalu</a><span style="line-height: 19px;">, dan ya, dalam buku itu, diambil setting di Italia. Tapi dalam Charmed Life, semua kejadiannya terjadi di Inggris.</span></span></div>
<span style="color: #181818;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;">Saya tidak akan mengomentari banyak tentang sampul dan keseluruhan jenis cetakan buku terjemahan yang saya baca. Bagi saya, untuk kisah yang bisa memikat hingga orang dewasa, segalanya dibuat jadi terlalu kekanak-kanakan. </span><i style="color: #181818; line-height: 19px;">Tagline </i><span style="color: #181818; line-height: 19px;">yang disediakan oleh GPU menyebutkan bawa seri Chrestomanci ini adalah seri yang menginspirasi J.K. Rowling untuk membuat Harry Potter. Kalau dalam The Magicians of Caprona saya tidak melihat koneksi yang terlalu dalam, ini jelas berbeda soal dengan Charmed Life. Saya hampir yakin penggambaran </span><i style="color: #181818; line-height: 19px;">muggle </i><span style="color: #181818; line-height: 19px;">yang takut menyebut nama Voldemort di Harry Potter ada kaitannya dengan Charmed Life. Di Charmed Life, sang Chrestomanci juga akan langsung datang dan merasakan kalau ada orang yang menyebut namanya.</span><br />
<span style="color: #181818; line-height: 19px;"><br /></span>
<span style="color: #181818; line-height: 19px;"></span><br />
<a name='more'></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-Yk-aehMXVZQ/UcfxZ3ejurI/AAAAAAAABYs/JFDlW0CrEqI/s1600/%7BEAC560F8-087E-43D4-9721-E89287AECA6A%7DImg100.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-Yk-aehMXVZQ/UcfxZ3ejurI/AAAAAAAABYs/JFDlW0CrEqI/s320/%7BEAC560F8-087E-43D4-9721-E89287AECA6A%7DImg100.jpg" width="240" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #181818;"><span style="line-height: 19px;"><i>Versi sampul Charmed Life yang saya suka.</i></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;">Saya tidak tertarik menuliskan semua penjabaran hubungan antara Chrestomanci dan Harry Potter, jadi langsung saja saya akan ceritakan tentang Charmed Life sendiri. Tolong, seseorang kasih tahu saya kenapa terjemahan judulnya harus jadi 'Eric Chant dan Korek Api Bertuah'? Saya tidak mengerti. Memang, korek api bertuah itu adalah benda penting dalam cerita ini, tapi tidak sepenting itu juga. Saya kira akan ada adegan lebih banyak di mana Eric menggunakan korek api ini. Mungkin akan seperti di Stardust-nya Neil Gaiman, yang tokohnya menggunakan korek api untuk berpindah tempat. Atau apalah. Tapi korek api di sini ujung-ujungnya hanya simbolis saja. Mungkin malah lebih cocok kalau judulnya menjadi 'Eric Chant dan kakaknya yang Psikopat.'</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;">Kakak Eric, Gwendolen, adalah gadis badung biasa yang melakukan kejahatan-kejahatan remeh. Itulah yang awalnya saya pikir. Tapi seiring berjalannya cerita, ini bukan </span><i style="color: #181818; line-height: 19px;">sibling rivalry </i><span style="color: #181818; line-height: 19px;">biasa, tapi kriminalitas. Gwendolen ingin </span><i style="color: #181818; line-height: 19px;">menguasai dunia</i><span style="color: #181818; line-height: 19px;">. *menggunakan nada dramatis untuk kalimat terakhir yang baru saja saya tulis* Dan tahu nggak, apa yang lebih membuat saya lebih kesal dan sebal daripada Gwendolen?</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;">TEBAK.</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;">Eric Chant sendiri! Dia adalah tokoh utama yang sangat, amat, menyebalkan.</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818;"><span style="line-height: 19px;"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;">Jangan salah. Eric Chant sama sekali berbeda dengan kakaknya. Kenyataannya, dia adalah kebalikan penuh dari Gwendolen yang jahat. Eric penakut, tidak percaya diri, dan selalu mengekor kakak perempuannya ke mana-mana. Dia memilik hati yang terlalu baik, dan hal ini yang membuat saya sangat gemas. Setelah semua yang dilakukan kakaknya, dia masih begitu sayang dengan Gwendolen, merindukan kehadiran kakaknya itu. </span><i style="color: #181818; line-height: 19px;">Seriously, Eric Chant? </i><span style="color: #181818; line-height: 19px;">Masalahnya, </span><i style="color: #181818; line-height: 19px;">spoiler alert</i><span style="color: #181818; line-height: 19px;">, pada banyak poin dalam Charmed Life, Gwendolen berusaha membunuh Eric! Gwendolen jelas tidak peduli sama sekali dengan adiknya itu.</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;">Di luar karakter Gwendolen dan Eric yang sukses membuat saya sebal, karakter-karakter lain dalam novel ini sebenarnya sangat menarik. Bahkan karakter-karakter sampingannya diberikan sifat menarik masing-masing. Juga ada tokoh-tokoh yang abu-abu, seperti Mrs. Sharp, penjaga Eric dan Gwendolen yang tamak dan serakah, tapi juga kesepian. Euphemia, pelayannya yang mukanya seperti katak dan pernah juga disihir betulan menjadi katak, yang memiliki hubungan benci-sayang dengan Gwendolen dan Eric. Roger dan Julia, anak dari Chrestomanci yang gemuk dan sebenarnya berhati baik, tapi juga badung dan sering terlibat pertengkaran yang berakhir dengan botol-botol marmalade yang berterbangan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;">Chrestomanci sendiri, sebagai pusat dari kisah ini, adalah satu-satunya tokoh yang paling sering digambarkan </span><i style="color: #181818; line-height: 19px;">fashion-</i><span style="color: #181818; line-height: 19px;">nya. Hampir setiap kemunculannya di Charmed Life diikuti dengan deskripsi pakaian yang ia pakai. Bukannya saya protes, tapi saya harus mengakui hal ini agak mencolok. Tapi walaupun begitu, Chrestomanci juga tokoh yang tidak kalah menarik. Di tengah semua keagungan dan kesempurnaan yang digambarkan, di akhir Charmed Life ditunjukkan kalau dia juga adalah penyihir yang memiliki kelemahan yang sangat besar.</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #181818; line-height: 19px;">Yang paling membuat saya betah membaca seri ini tentunya adalah gaya bercerita Diana Wynne Jones yang lucu. Buku ini penuh dengan kelakar, baik diselipkan di dalam percakapan-percakapan atau dalam bentukan keadaan itu sendiri yang lucu. Banyak juga dialog pintar yang patut dikenang, seperti:</span></div>
<blockquote>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #181818; font-family: Georgia, serif; font-size: 14px; line-height: 1.4;">“Then watch out. I warn you!" </span></div>
<span class="readable" style="background-color: white; color: #181818; font-family: Georgia, serif; font-size: 14px; line-height: 1.4;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="readable" style="background-color: white; color: #181818; font-family: Georgia, serif; font-size: 14px; line-height: 1.4;"><span class="readable" style="background-color: white; color: #181818; font-family: Georgia, serif; line-height: 1.4;">"That is very considerate of you," said Chrestomanci. "I like to be warned.”</span><span style="background-color: white; color: #181818; font-family: Georgia, Times, 'Times New Roman', serif; font-size: 12px; line-height: 18px;"> </span></span></div>
<span class="readable" style="background-color: white; color: #181818; font-family: Georgia, serif; font-size: 14px; line-height: 1.4;">
</span></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal lain yang amat sangat menarik dari seri Chrestomanci ini adalah sudut pandang Diana Wynne Jones tentang sihir. Kalau dalam The Magicians of Caprona, orang menyihir dengan menyanyi, di Charmed Life diceritakan setiap orang memiliki metode menyihir sendiri. Ada yang dengan membuat simpul pada sapu tangan, dengan merajut, dengan membuat adonan kue, dan sebagainya. Kreatif sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>All in all, </i>ini adalah buku lain yang tidak mengecewakan saya dari seri Chrestomanci. Saya tidak yakin saya lebih suka buku ini atau The Magicians of Caprona. Buku berikutnya dalam seri ini yang menunggu untuk saya baca adalah The Lives of Christopher Chant, bersetting 25 tahun sebelum Charmed Life, menceritakan tentang masa kanak-kanak Chrestomanci sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kamu seperti saya, suka terjemahan yang kental, sihir, dan lelucon-lelucon khas Eropa, buku ini patut dibaca. </div>
Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-47815686910820420332013-06-22T14:41:00.000+07:002013-07-07T15:41:06.536+07:00[Novel Review] Ulysses Moore #1: Pintu Waktu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-t5M8dwMFfYY/UcVT31nwVqI/AAAAAAAABX8/DfZ8FPLt6bg/s1600/3131723.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-t5M8dwMFfYY/UcVT31nwVqI/AAAAAAAABX8/DfZ8FPLt6bg/s1600/3131723.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>Judul: </b>Ulysses Moore: Pintu Waktu</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>Seri: </b>Ulysses Moore #1</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>Pengarang: </b>Pierdomenico Baccalario</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>Ilustrator: </b>Iacopo Bruno</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>Penerbit: </b>Erlangga for Kids</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>Tanggal Terbit: </b>Edisi Terjemahan September 2006, original 2004</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<b>ISBN: </b>01-42-020-0</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #181818; font-family: Courier New, Courier, monospace; line-height: 19px;">Jason dan Julia, sepasang anak kembar berumur 11 tahun, baru saja pindah dari London ke sebuah rumah besar yang ada di pesisir Inggris. Rumah baru mereka dipenuhi dengan terowongan-terowongan yang simpang siur dan perabotan-perabotan aneh dari segala penjuru dunia. Semuanya itu membuat mereka tidak sabar untuk segera menjelajahinya dan mengetahui semua rahasianya. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #181818; font-family: Courier New, Courier, monospace; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #181818; font-family: Courier New, Courier, monospace; line-height: 19px;">Tak lama berada di rumah itu, Jason, Julia, dan teman mereka Rick, menemukan sebuah pintu misterius di balik sebuah lemari tua. Tapi, tidak ada satu pun kunci di rumah itu yang bisa membukanya. Ada apakah sebenarnya di balik pintu tersebut? Dan kenapa sepertinya ada orang lain yang sudah berusaha untuk membukanya tapi tak berhasil? Jason, Julia, dan Rick bertekad untuk memecahkan misteri ini, apa pun risikonya....</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;"><i><span style="font-family: inherit;"><br /></span></i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;"><i><span style="font-family: inherit;">--------------------</span></i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: #181818;"><span style="line-height: 19px;"><b>Jadi, menurut Fenny....</b></span></span></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Uh-oh, I know I’m a sucker for this kind of books.</i></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Adventure, magic, and curious children. </i>Makanya, seri-seri favorit saya seringkali berputar pada tema itu. <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/A_Series_of_Unfortunate_Events%E2%80%8E">A Series of Unfortunate Events</a> dan <a href="http://mysteriousbenedictsociety.com/%E2%80%8E">The Mysterious Benedict Society</a> contohnya. Yang kali ini saya ingin bahas adalah Ulysses Moore: Pintu Waktu. Sebagai orang yang dangkal, saya menikmati menggenggam hardcover yang bagus dengan ilustrasi-ilustrasi menarik yang menghiasi halaman-halamannya. Cetakan tulisannya pun tidak terlalu kecil hingga saya harus memicingkan mata membaca. Saya tidak perlu pikir panjang untuk langsung membeli (padahal, biasanya untuk buku begini saya lebih senang membaca versi terjemahan Inggris). Ada gambar kunci dan roda-roda gerigi --- nuansa <i>steampunk --- and voila, I’m sold.</i><br />
<i><br /></i>
<i></i><br />
<a name='more'></a></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu saya mulai membaca. Dibanding seri SoUE, Ulysses Moore lebih mirip… Lima Sekawan. And that’s a good thing, karena<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lima_Sekawan%E2%80%8E"> Lima Sekawan</a> adalah seri Enid Blyton yang paling saya suka! Jika diminus kejutan magis yang nanti menanti, sebenarnya cerita ini tidak tergolongkan sebagai fantasi. Kebanyakan adalah kisah si kembar Julia dan Jason Covenant, ditambah sahabat mereka Rick Banner, melewati satu demi satu teka-teki. Tentu saja ada sosok lain yang membimbing mereka melewati semua teka-teki itu, yakni Ulysses Moore sendiri.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Semuanya berawal dari kepindahan keluarga Covenant ke Argo Manor, rumah milik mendiang Ulysses Moore (that is, kalau Ulysses Moore benar-benar sudah mati). Orang tua Julia dan Jason pergi untuk mengurusi kepindahan mereka selama beberapa hari, jadi anak-anak ditinggal bersama pelayan tua yang misterius, Nestor. Ngomong-ngomong, kenapa ya setiap butler namanya selalu Nelson, atau Sebastian?</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Anyway,</i> satu seri kejadian kemudian mengantar mereka pada perkamen-perkamen yang ditulis dengan bahasa-bahasa rahasia. Buku ini memuat pantun-pantun teka-teki, yang untungnya dituliskan juga dalam Bahasa Inggris, karena sejujurnya terjemahannya tidak masuk akal. Dan seperti kisah petualangan anak-anak yang baik, buku ini juga memuat sesi berjalan dalam gelap, bersepeda menaiki bukit, dan kunci-kunci rahasia. Di akhir, mereka akan menemukan kejutan, dan serangkaian kejadian yang membuat saya agak menganga. Ternyata ini memang buku fantasi, dan berlanjut dengan sekuel.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kekuatan aSoUE adalah plot, kekuatan Lima Sekawan dan The Mysterious Benedict Society adalah tokoh, saya harus bilang penokohan Ulysses Moore juga mengesankan. Saya benar-benar suka dengan ketiga tokoh utamanya. Sempat di seri <a href="http://fennywongjournal.blogspot.com/2012/09/book-review-name-of-this-book-is-secret.html">The Name of This Book is Secret</a>, penokohan itu diusahakan maksimal, tapi tidak…enchanting. Tapi Julia Covenant, Jason Covenant, dan Rick Banner benar-benar lucu dan menyenangkan untuk dibaca. Rick yang realistis dan pemimpin, Jason yang pemimpi dan selalu percaya, dan Julia! Tokoh favorit saya, anak perempuan yang mulutnya selalu melontarkan lelucon-lelucon sarkastis ala gadis kota yang selalu membuat saya terpingkal-pingkal. Rasanya refreshing melihat tokoh yang suka nge-mall, suka kehidupan urban, dalam petualangan yang mengharuskan dia masuk ke lorong-lorong lembab yang kotor dan gelap.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Pengarang buku ini, Pierdomenico Baccalario, saya tebak adalah seorang Italia. Latar belakang Ulysses Moore adalah Kilmore Cove, dan keluarga Covenant adalah keluarga pindahan dari London. Jadi, kisah ini terjadi di Inggris. Saya rasa hal ini sangat menarik, karena seri lain yang saya sempat baca, The Worlds of Chrestomanci: <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/The_Magicians_of_Caprona%E2%80%8E">The Magicians of Caprona</a>, berlatar belakang di Italia imajiner padahal ditulis oleh Diana Wynne Jones, seorang Inggris. Tapi mereka berdua berhasil dalam eksekusi penulisannya, jadi saya juga tidak akan banyak omong.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-BYOImqDKfe0/UcVXv5XO_oI/AAAAAAAABYM/q1aUypSEje4/s1600/ulysses-moore-buku-harian.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-BYOImqDKfe0/UcVXv5XO_oI/AAAAAAAABYM/q1aUypSEje4/s1600/ulysses-moore-buku-harian.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Ilustrator Ulysses Moore juga seorang Italia, Iacopo Bruno. Gambarnya benar-benar bikin tambah semangat membaca. Saya bersyukur Erlangga Kids tidak menghilangkan semua ilustrasi itu atau menggantinya dengan buatan lokal. <i>BANZAI!</i> Gaya-gaya sketchyilustratornya menambah feel cerita. Hanya saja di tengah ada ilustrasi kunci yang sama sekali tidak mirip dengan keseluruhan ilustrasi lainnya. Tampak seperti gambar kunci yang di Photoshop. Ini tambahan dari Erlangga Kids-nya sendiri, atau memang sang ilustrator yang keseleo?</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tidak bisa meletakkan buku ini ketika saya membaca. Ulysses Moore mungkin akan menjadi seri favorit saya berikutnya, dan tentu saja itu tergantung dari buku-buku selanjutnya yang saya baca. Erlangga Kids sudah menerjemahkan hingga buku kelima, sedangkan saya lihat dalam bahasa aslinya, Ulysses Moore sudah ada hingga buku kedua belas. Entah apakah Erlangga Kids akan menerjemahkan semuanya, tapi saya benar-benar berharap begitu. Rasanya aneh juga, kan, kalau tiba-tiba di tengah saya harus membeli versi terjemahan Inggrisnya.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi<i>, please please please</i>, terjemahin sampai akhir, ya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Side note: </i>coba kunjungi website <a href="http://www.ulyssesmoore.co.id/">Ulysses Moore Indonesia</a>, deh. <i>Well-made </i>banget. *tanda-tanda mulai nge-fans*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<b>Rating: </b><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://3.bp.blogspot.com/-T1vY1ARvp3I/UYZpCBFdfnI/AAAAAAAABUo/GsnfuQwOLYk/s1600/knewstuff-256.png" style="text-align: center;" /></div>
Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-6635170624279522792013-06-08T23:03:00.000+07:002013-06-08T23:03:33.402+07:00[Cerpen] Putri Awan dan Putra Bintang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-H0Rvxbk0Og4/UbNUjS6Jy1I/AAAAAAAABWs/A8EiWQ55NtQ/s1600/tumblr_mbmpsusTU51qj0z86o1_500+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-H0Rvxbk0Og4/UbNUjS6Jy1I/AAAAAAAABWs/A8EiWQ55NtQ/s1600/tumblr_mbmpsusTU51qj0z86o1_500+copy.jpg" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Menjulang di sisi Putri Awan, dua jarum rajut berdiri melebihi tinggi tubuh gadis itu. Ia menoleh ke arah kiri, melihat Kaisar Fajar yang belum juga muncul. Bagi Putri Awan, hari ini adalah alasan mengapa ia selalu merajut awan sepanjang hari, sepanjang tahun.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Ia tahu ia masih harus menunggu jam-jam terlewati hingga malam tiba, jadi Putri Awan terduduk lagi di sisi daratan awan. Dengan jarum rajutnya, dia mengambil awan yang terombang-ambing angin, lalu menyambungnya dengan daratan yang ia pijak. Ia takkan berhenti hingga mencapai Kerajaan Rembulan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Putri Awan mendongak, melihat kerlip cahaya di tengah gelap dini hari. Terang, mati. Terang, mati. Banyak sekali. Seperti dirinya, Putra Bintang juga sedang bekerja, menjaring bintang-bintang. Cahayanya akan ia simpan di dalam botol-botol kaca, yang kemudian digunakan Kerajaan Rembulan untuk bersinar setiap malam.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Memikirkannya saja membuat Putri Awan bertambah rindu. Setiap kali itu terjadi, Putri Awan akan menambah kecepatannya merajut. Kerlip bintang menjadi acuannya. Ia selalu berpikir, jika kecepatan ini dipertahankan, daratan awannya akan segera mencapai Putra Bintang. Mereka kemudian akan bertemu, lalu turun ke bumi untuk hidup bersama.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Putri Awan bukan berkhayal. Hal itu bahkan pernah terjadi, walau tidak untuk waktu yang lama. Raja Embun segera menangkapnya dan memisahkan mereka. Raja Embun berteriak marah saat itu, membawa Putri Awan mendongak untuk melihat keadaan Kerajaan Embun tanpa kehadiran Putri Awan. Seiring hari berlalu, daratan Kerajaan Embun menjadi sempit dan kecil, berkurang bersama turunnya hujan. Jika Putri Awan tidak kembali, maka Kerajaan Embun akan musnah.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Sama seperti Putri Awan, kehilangan Putra Bintang membawa dampak besar. Kerajaan Rembulan tidak bisa bersinar lagi setiap malam, karena penangkap cahaya mereka sibuk berpacaran di bumi. Maka seperti itu, mereka ditakdirkan untuk terpisahkan. Dipaksa untuk menyerah pada takdir, melepaskan kasih.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tapi tidak memupus harapan. Buktinya, Putri Awan terus merajut. Putra Bintang terus bersinar. Mereka selalu bermimpi untuk bertemu, bahkan jika hanya satu hari dalam satu tahun.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Malam ini adalah malam ketujuh dari ketujuh. Ada festival burung kertas yang diadakan di Balai Langit. Semua pergi ke sana, termasuk Raja Embun. Hanya saat itulah, Raja Embun akan lalai membentuk pelangi. Selama ini, pelangi itulah yang memupus awan-awan rajutan Putri Awan, menghalanginya mencapai Putra Bintang.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Putri Awan pernah ke festival burung kertas, jauh sebelum dia bertemu dengan Putra Bintang. Ada banyak sekali jenis burung yang dipamerkan di sana, tapi paling banyak adalah burung gagak. Putri Awan tidak merasa festival itu menyenangkan, karena dia pikir akan banyak burung phoenix kertas atau setidaknya bangau kertas. Raja Embun tidak berpikiran sama, karena ia tidak pernah melewatkan satu festival pun. Kabarnya, hanya dalam festival itu Raja Embun bisa bertemu dengan Ratu Rembulan. Mereka akan membuat partisi dari kertas-kertas, menghalangi pandangan Kaisar Fajar, suami Ratu Rembulan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Ah, tapi itu tidak penting. Putri Awan terus merajut. Yang penting adalah, festival itu berjalan lancar. Tidak ada hujan. Dua tahun lalu hujan turun saat festival berlangsung, dan hasilnya adalah bencana. Putri Awan tidak bisa menyelesaikan rajutan awan-awan terakhir, karena tidak bisa melihat kerlip bintang yang tertutup mendung.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tahun lalu terjadi hal yang lebih parah: hujan turun pada malam yang cerah. Awan rajutan Putri Awan sudah mencapai Kerajaan Rembulan, Putri Awan berlari menghampiri Putra Bintang. Tapi kemudian, Raja Embun melihatnya. Ia sedang kesal karena partisi bangau buatannya menjadi hidup dan terbang pergi setelah terkena tetes hujan. Lalu karenanya, ia bertengkar dengan Kaisar Fajar. Raja Embun yang sedang tidak gembira pun membuat pelangi yang memotong awan rajutan Putri Awan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Putri Awan benar-benar hancur, karena di hadapannya ia bisa melihat Putra Bintang memanggil-manggil namanya, tangan mereka hampir menyentuh satu sama lain, tapi tidak bisa saling meraih.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Ah, Putri Awan terus melamun. Melamun hingga Kaisar Fajar muncul, berlari tinggi ke atas, lalu turun lagi ke bawah. Sejauh ini, cuaca cerah. Putri Awan bahkan bisa bersenandung sementara ia merajut. Sedikit lagi, sedikit lagi. Dia bisa melihat orang-orang berseru riuh di festival burung kertas, tidak jauh di belakangnya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Kerlip bintang bertambah terang. Sudah hampir waktunya, ia mencapai Kerajaan Rembulan. Sudah lewat tiga tahun dari mereka terakhir bertemu, karena hujan pada dua tahun terakhir. Apa Putra Bintang juga merindukannya?</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Memikirkan takdir mereka berdua yang sungguh tragis membuat Putri Awan menangis sambil merajut. Mengapa mereka tidak bisa seperti penghuni langit lain, hidup bahagia saling mencintai, bersama-sama? Mengapa mereka harus dipisah, berkorban untuk tempat tinggal mereka?</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Air mata Putri Awan menetes. Satu, dua tetes. Lalu begitu banyak, hingga rambutnya basah, gaunnya menempel pada kulitnya. Itu bukan air mata. Ia menoleh ke atas.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tahun ini, hujan lagi.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Putri Awan sedih sekali. Dia membiarkan jarum rajutnya tergeletak di sampingnya. Memeluk lututnya, Putri Awan meratapi nasibnya. Jika ini terus terjadi untuk ratusan tahun mendatang, apa ia masih bisa hidup? Orang lain bersama-sama sepanjang tahun, tapi kenapa dunia tidak memberikan satu hari saja untuk mereka?</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Bangau-bangau memenuhi garis pandangan. Partisi Raja Embun tampaknya juga terkena tetesan air hujan. Tahun lalu, mereka berhasil menyelamatkan banyak burung kertas. Tapi kali ini, karena hujan lebih deras, hampir semuanya menjadi hidup dan beterbangan. Banyak sekali gagak, berkuak-kuak, melayang ke arah Putri Awan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Masih ada kerlip di balik tetes hujan. Gagak-gagak itu semua menuju ke satu arah. Putri Awan berdiri dan tertegun. Burung-burung itu semua bergerak menuju cahaya yang selalu ia dambakan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Maka Putri Awan melepaskan segalanya, membiarkan dirinya melompat-lompat di atas lautan burung gagak, berlari secepat yang ia bisa. Putra Bintang ada di ujung jalan itu, di pundaknya disampirkan jaring penuh bintang-bintang bercahaya. Ia membentangkan tangan lebar-lebar, senyumnya juga penuh kegembiraan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Mereka pun bertukar peluk. Dan tiba-tiba saja, langit menjadi cerah kembali.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Begitulah hari ketujuh dari ketujuh terlewat untuk Putri Awan kali ini.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tahun depan, mungkin ceritanya akan berbeda lagi.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">-------</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Catatan: Ditulis untuk <a href="https://www.goodreads.com/topic/group_folder/152765">Lomba Cerbul Kastil Fantasi</a> Mei 2013.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Baca juga cerpen-cerpen Fenny yang lain untuk lomba yang sama:</span><br />
<span style="font-family: inherit;">2012 Agustus: <a href="http://fennywongjournal.blogspot.sg/2012/08/blanche-adnet.html">Blanche Adnet</a></span><br />
<span style="font-family: inherit;">2012 September: <a href="http://fennywongjournal.blogspot.sg/2012/09/simfoni-dewata.html">Simfoni Dewata</a> [winner]</span><br />
<span style="font-family: inherit;">2012 October: <a href="http://fennywongjournal.blogspot.sg/2012/10/cerpen-neige-hiver.html">Neige Hiver</a></span>Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-52854463997405720332013-05-14T11:12:00.000+07:002013-05-14T11:12:03.745+07:00Since I'm in the mood for something related to coffee....<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-kF7-puNXQXg/UZG5Lxv8iRI/AAAAAAAABV4/awGOzOPV4Fs/s1600/315332_546333968750116_1640434580_n.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-kF7-puNXQXg/UZG5Lxv8iRI/AAAAAAAABV4/awGOzOPV4Fs/s1600/315332_546333968750116_1640434580_n.png" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-g1xRVT5vs-0/UZG5OpP9bHI/AAAAAAAABWA/XrJ4j9M4eMo/s1600/il_fullxfull.257735301.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-g1xRVT5vs-0/UZG5OpP9bHI/AAAAAAAABWA/XrJ4j9M4eMo/s320/il_fullxfull.257735301.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-vOkrxIYatf0/UZG5P61EZYI/AAAAAAAABWI/o7FEho-jBNg/s1600/tumblr_m4ct75HQ161rokz3co1_500.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-vOkrxIYatf0/UZG5P61EZYI/AAAAAAAABWI/o7FEho-jBNg/s320/tumblr_m4ct75HQ161rokz3co1_500.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-z98Ru6ULdqA/UZG5RP5ocII/AAAAAAAABWQ/y31KNt1Da6c/s1600/a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-z98Ru6ULdqA/UZG5RP5ocII/AAAAAAAABWQ/y31KNt1Da6c/s320/a.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-tlwJaD1hLo4/UZG5ScNvqTI/AAAAAAAABWY/w6Hdk0kn6_4/s1600/coffee-coffee-beans-food-photography-600x375.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://1.bp.blogspot.com/-tlwJaD1hLo4/UZG5ScNvqTI/AAAAAAAABWY/w6Hdk0kn6_4/s320/coffee-coffee-beans-food-photography-600x375.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Still writing #Navagraha.Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-19565344194138277122013-05-13T19:52:00.001+07:002013-05-13T19:53:06.455+07:00[TV Series Review] Ryusei no Kizuna<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-klSvRZieXpQ/UZDayTjBPoI/AAAAAAAABVU/UCmlBi4yefg/s1600/rnk5+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="297" src="http://2.bp.blogspot.com/-klSvRZieXpQ/UZDayTjBPoI/AAAAAAAABVU/UCmlBi4yefg/s400/rnk5+(1).jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-large;">Ryusei no Kizuna</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-large;"><br /></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Judul Lain:<a href="http://wiki.d-addicts.com/Ryusei_no_Kizuna"> </a></b><a href="http://wiki.d-addicts.com/Ryusei_no_Kizuna">Ties of Shooting Star</a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Tanggal Putar: </b>Oct 2008</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Pemain Utama: </b>Ninomiya Kazunari, Nishikido Ryo, Toda Erika</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Genre: </b>Suspense, Bond, Comedy</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Sinopsis (dari TBS):</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i>"When we grow up… We'll kill him together". </i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i>Koichi, Taisuke, and Shizuna are three siblings whose parents had been brutally murdered when they were just in elementary school, and they vowed to avenge their death. Fourteen years later, their vengeful plan unravels countless new facts. A shocking revelation leads to an overwhelmingly emotional ending. What will become of the siblings who have lived their lives solely in reliance of their bond alone?</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
--------------------</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Jadi, menurut Fenny....</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Saya suka cerita suspens.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Mungkin ada beberapa dari pembaca <i>blog </i>ini yang pernah baca profil saya di suatu tempat --- dan saya mencantumkan nama <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Arthur_Conan_Doyle%E2%80%8E">Sir Arthur Conan Doyle </a>pada jajaran penulis favorit saya. Jauh sebelum saya <i>mudeng </i>baca Sherlock Holmes, saya berkenalan dengan cerita-cerita misteri dari komik. <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/The_Adventures_of_Tintin%E2%80%8E">Tintin</a>, tepatnya. Kakak saya dua-duanya laki-laki, dan mereka berdua suka Tintin. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Ketika saya baca ulang Tintin untuk entah kesekian kalinya pada saya berumur 20 tahun, saya menyadari ternyata dulu saya baca itu hanya untuk menikmati suspensnya. Anak berumur 7-8 tahun tidak benar-benar mengerti nilai-nilai sosial dan politik tersembunyi di balik kisah Herge itu. <i>Nevertheless, </i>saya benar-benar jatuh cinta dengan cerita detektif-detektifan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Lalu, saya berkenalan dengan seri <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Case_Closed">Detektif Conan</a>. Saya berhenti baca Conan di volume 40-an, karena merasa bosan. Tapi walau begitu, saya sudah menamatkan berbagai seri <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Kindaichi_Case_Files">Kindaichi</a> --- dari Kindaichi biasa, Kindaichi FILE, Kindaichi CASE. Lalu karena menunggu seri Kindaichi NEW tidak kunjung datang, saya baca karya pengarang yang sama, seri<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Detective_School_Q"> Detective School Q</a> (yang saya tidak suka). </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Yak, setelah ngomong ngalor-ngidul, mungkin bakal ada yang tanya, apa hubungannya sama Ryusei no Kizuna (disingkat RoK mulai dari sini ya)? Kalau bisa dibilang, RoK sebenarnya campuran antara cerita suspens detektif-detektifan , yang diselingi komedi penipu dan pencurian (ala Lupin?). Si tiga anak yang diperankan oleh tiga idola beken ini mencari pembunuh orang tua mereka, diselingi dengan menipu orang untuk uang.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-M7oXkHQtJIY/UZDe_LdBn0I/AAAAAAAABVg/k8lGSpvOjMw/s1600/tumblr_ls3ih1K5fq1qmkg28o1_r2_500.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://2.bp.blogspot.com/-M7oXkHQtJIY/UZDe_LdBn0I/AAAAAAAABVg/k8lGSpvOjMw/s400/tumblr_ls3ih1K5fq1qmkg28o1_r2_500.jpg" width="287" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i><span style="font-size: x-small;">Aktor dan aktris Jepang favorit saya, Nishikido Ryo & Toda Erika, dalam satu drama. *_*</span></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Orang tua ketiga anak ini memiliki sebuah restoran bernama Ariake, sama dengan nama keluarga mereka. Makanan <i>best seller </i>di restoran itu adalah <i>hayashi rice. </i>Saya sendiri pernah makan <i>hayashi rice, </i>dan sepanjang menonton perut saya berbunyi terus-terusan. Tampaknya, pembunuhan orang tuanya ada kaitan erat dengan <i>hayashi rice </i>ini. Penasaran, kan?</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/--mQNqD2q5XQ/UZDfo0VZZnI/AAAAAAAABVo/zzWBm_bCuQ0/s1600/666abe12ba1f11e2ba9922000a1f9c9a_7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://3.bp.blogspot.com/--mQNqD2q5XQ/UZDfo0VZZnI/AAAAAAAABVo/zzWBm_bCuQ0/s400/666abe12ba1f11e2ba9922000a1f9c9a_7.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i><span style="font-size: x-small;">Er, ini bukan Hayashi Rice, tapi Curry Pasta. Saya kelaparan waktu nonton dan ngidam makanan sejenis Hayashi Rice, jadi bikin ini pakai bahan yang ada di kulkas. *Fenny dirajam tomat*</span></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Saya suka sekali dengan drama ini. Dulu tahun 2009 saya sempat cari DVD bajakannya di Indo, sempet beli juga, tapi nggak jalan. Lalu setelah lewat beberapa lama, saya baru sadar DVD-nya rusak. Tapi waktu saya cari lagi, ke mana-mana, nggak ada yang jual. Mungkin udah terlalu lama. Tapi karena internet di Singapura cepat, jadi akhirnya saya <i>streaming. </i>(*Pengakuan berbau <i>piracy*</i>)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nggak nyesel, deh. Ada 10 episode, total. Di dalamnya bercampur aduk semua emosi. Suspens. Misteri. Mengharukan. Sampai komedi yang ngocolnya keterlaluan pun ada. Dalam perjalanan mereka untuk menemukan pembunuh orang tua mereka, saya rasa ketiga tokoh utama belajar banyak. Ada yang menemukan cinta sejati, ada yang belajar arti maaf, ada yang berubah menjadi bertanggung jawab. Saya bisa membayangkan kalau saya yang berada di posisi mereka, dengan orang tua yang dibunuh karena alasan seperti itu, lalu jadi diangkut ke panti asuhan. Saya bisa merasakan dendam dan kebencian mereka, karena saya yakin hidup mereka pastinya tidak sama lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada <i>twist </i>yang tertebak, ada juga yang tidak tertebak. Sebenarnya saya sudah bisa merasakan kira-kira siapa yang membunuh orang tuanya di tengah-tengah seri drama ini. Tapi saya tetap menonton karena selain penasaran, aksi-aksi penipuan yang dilakukan si ketiga tokoh utama itu benar-benar lucu. Dari episode pertama saya sudah terpingkal-pingkal. Komikal, sangat tipikal Jepang, dan mungkin tidak semua orang suka dengan ke-<i>lebay-</i>annya, <i>but I like it. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya agak sedih dengan drama-drama Jepang yang saya tonton belakangan, jadi sudah lama saya berpaling pada drama Korea dan Taiwan. Tapi saya kini kembali lagi. Mungkin, setelah ini saya akan coba Nodame Cantabile. Yah, setelah tugas kuliah berkurang sedikit (semoga).</div>
<br />
<i>Highly recommended.</i><br />
<i><br /></i><b>Rating: </b><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" />Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-4146123480581184012013-05-07T11:03:00.001+07:002013-05-07T11:03:52.415+07:00Serpihan<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">" Yang ada di antara kita </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> hanya sentuh, bukan rasa </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> hanya cium, bukan kata-kata </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> hanya saat ini, bukan selamanya. "</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="color: #999999; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-small;"><i>-- Lapis Lazuli, Fenny Wong</i></span></div>
Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-76973713694521093642013-05-05T20:56:00.003+07:002013-05-05T21:16:37.829+07:00[Novel Review] Believe by Morra Quatro<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-e2vPV2wHIaM/UYZeQklG2nI/AAAAAAAABUI/R71-zoweVhM/s1600/13415844.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-e2vPV2wHIaM/UYZeQklG2nI/AAAAAAAABUI/R71-zoweVhM/s1600/13415844.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Judul: </b>Believe (Karena Cinta Aku Percaya)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Pengarang: </b>Morra Quatro</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Penerbit: </b>Gagasmedia</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Tanggal Terbit: </b>2011</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>ISBN: </b>979-780-526-3</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Sinopsis:</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i>Kalau bagimu merindukanku adalah hal yang berat, harusnya kau mencoba bagaimana caraku merindukanmu. Kau adalah matahari yang menghangatkan pagiku, dan bulan yang menerangi selama tidur malamku. Tak bosan aku merapalmu dalam doa-doaku, berusaha mengetuk hati Tuhan supaya berbaik hati mengirimkanmu untukku. </i></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i>Tak perlulah kamu tahu berapa banyak air mata yang membasahi bantal saat khayalku terbawa dalam kenangan tentangmu. Dan, aku pun tak ingin kamu ikut sedih ketika tahu betapa dinginnya hari-hari tanpa senyummu.... </i></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i>Jadi, beri tahu aku, kapan kau akan kembali?Atau, haruskah aku lagi-lagi mengganggu Tuhan sampai Dia mengabulkan permintaanku?</i></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i>--------------------------</i></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<b>Jadi, menurut Fenny....</b></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<b><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saya beli buku ini tanpa banyak ba-bi-bu. Setelah saya jatuh cinta dengan Forgiven (buktinya bisa dilihat dari <i>review </i>berapi-api saya di <a href="http://fennywongjournal.blogspot.sg/2013/04/novel-review-forgiven-by-morra-quatro.html">review Forgiven</a> yang lalu), saya langsung ingin baca novel Morra yang kedua ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Believe lebih sederhana, lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari. Si laki-laki bernama Langit, berasal dari keluarga yang kental nilai agamanya. Si perempuan bernama Layla --- sering dipanggil Biru oleh kekasihnya, karena langit berwarna biru --- adalah anak dari profesor Statistika. Walaupun Langit bercita-cita menjadi sutradara, tapi keluarganya mengirimnya ke Kairo untuk belajar Islam. Maka, Langit dan Biru pun terpisah jarak. Mereka menilik orang-orang di sekeliling mereka, memetik inti sari kehidupan, dan belajar tentang arti cinta yang sebenarnya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div class="separator" style="clear: both;">
Karena itu, di novel ini, banyak tokoh lain yang dibahas. Sudut pandangnya pun berganti-ganti, hingga saya suka tidak sadar sebenarnya ini adalah kisah tentang Langit dan Biru. Di sisi lain, cerita tentang tokoh-tokoh lain ini bisa membaur menjadi satu kesatuan yang utuh. Tidak mudah untuk membentuk banyak karakter sekaligus dalam satu cerita, tapi Morra berhasil melakukannya.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Tapi, saya tidak bisa menikmatinya. Saya merasa saya seperti membaca sekumpulan cerita pendek. Di antara 'cerita pendek' itu, tentu saja ada yang menjadi favorit saya, seperti bab 'Bunda (Langit)'. Bab itu adalah bab yang dengan sangat jujur menceritakan tentang hubungan ibu-anak, dan perasaan ibu terhadap calon menantu. Tapi di kebanyakan bab lain, saya merasa saya sedang membaca sesuatu yang tidak relevan dengan ekspektasi saya... yaitu cerita utama Langit dan Biru.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Mungkin ini subjektif, tapi ada faktor yang sangat besar yang membuat saya tidak bisa larut ke dalam cerita. Saya menebak Morra mungkin ingin membuat perbedaan jika dibandingkan dengan Forgiven, hingga membuat sebuah kisah yang <i>easier to relate to. </i>Tapi saya malah bingung, karena banyak sekali kosa kata di Believe yang baru pertama kali saya dengar, seperti istigasah, Hadis, Masisir, muqoror.... Padahal saya merasa keasingan ini seharusnya bisa menjadi daya tarik, karena saya pun ingin belajar lebih banyak, dan tahu lebih dalam, tentang kehidupan orang-orang yang menyelami agama sebagai edukasi.</div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
Saya merasa tidak adil untuk membandingkan Forgiven dengan Believe, karena kedua novel ini mengangkat cerita yang sama sekali berbeda. Tapi, saya merasa banyak aspek di Believe yang mirip, contoh yang paling mudah adalah tokoh Troy yang menurut saya serupa dengan William Hakim. Bahkan kalimat yang ditulis di sana pun serupa, <i>"You know what, one day I'll really blow up the world." </i>Sisanya tidak segamblang itu, kemungkinan besar saya mendapat kesan mirip karena tema <i>scientific </i>yang tercecer di sana-sini di Believe (karena toh ayah Layla profesor). </div>
<br />
<span style="text-align: justify;">Di luar itu semua, saya merasa Morra tahu apa yang sedang ia tulis. Penggambaran keadaan di Jepara hingga Kairo benar-benar </span><i style="text-align: justify;">believable </i><span style="text-align: justify;">hingga saya bertanya-tanya apa Morra sendiri pernah ada di sana. Salah satu </span><i style="text-align: justify;">quote </i><span style="text-align: justify;">favorit saya dari buku ini adalah:</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
“Pada saat kamu jatuh cinta, jatuh cintalah. Karena mungkin setelah itu, kamu tidak akan jatuh cinta sedalam itu lagi.” -- Believe by Morra Quatro</blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a><b>Rating: </b><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://3.bp.blogspot.com/-T1vY1ARvp3I/UYZpCBFdfnI/AAAAAAAABUo/GsnfuQwOLYk/s1600/knewstuff-256.png" style="text-align: center;" /><img src="http://3.bp.blogspot.com/-T1vY1ARvp3I/UYZpCBFdfnI/AAAAAAAABUo/GsnfuQwOLYk/s1600/knewstuff-256.png" style="text-align: center;" /><img src="http://3.bp.blogspot.com/-T1vY1ARvp3I/UYZpCBFdfnI/AAAAAAAABUo/GsnfuQwOLYk/s1600/knewstuff-256.png" style="text-align: center;" />Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-51148563530906017402013-05-01T23:47:00.004+07:002013-05-01T23:47:58.536+07:00Excited<div style="text-align: center;">
Was careless and left this in Bandung last December....</div>
<div style="text-align: center;">
But Dad is coming and bringing this with him!</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-egaPQqjU8X8/UYFG8iDSi7I/AAAAAAAABT0/DTO7Q4zAt6k/s1600/ba09bc3245bf11e2bbaa22000a1fb198_7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-egaPQqjU8X8/UYFG8iDSi7I/AAAAAAAABT0/DTO7Q4zAt6k/s320/ba09bc3245bf11e2bbaa22000a1fb198_7.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
Excited, excited!</div>
Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-47353443551816367962013-04-23T21:56:00.002+07:002013-06-25T10:07:35.751+07:00[Novel Review] Blue Romance by Sheva<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-zH2VtGMFk-E/UXaa6A01cgI/AAAAAAAABSs/xx3gXq8M__I/s1600/16093390.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-zH2VtGMFk-E/UXaa6A01cgI/AAAAAAAABSs/xx3gXq8M__I/s320/16093390.jpg" width="217" /></a></div>
<div>
<b><br /></b></div>
<b></b><br />
<div>
<b><b><br /></b></b></div>
<b>
Judul: </b>Blue Romance: Setiap Kisah Punya Kopinya Sendiri<br />
<div>
<b>Pengarang: </b>Sheva</div>
<div>
<b>Penerbit: </b>Plotpoint</div>
<div>
<b>Seri: </b>Omnibook Series</div>
<div>
<b>Tanggal Terbit: </b>September 2012</div>
<div>
<b>ISBN: </b>978-602-9481-16-7</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Selamat datang di Blue Romance, sebuah coffee shop yang buka setiap hari, dan mungkin kau lewati hari ini.</span><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Blue Romance menyediakan kopi ternikmat dan sahabat saat kau dituntut untuk terus terjaga. Blue Romance juga punya banyak cerita. Ada kisah jatuh cinta dan patah hati, perpisahan dan pertemuan kembali. Kisah-kisah ini berbalut kafein dan aroma kopi, berderai tawa dan tangis, di sela desis coffee maker.</span><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Seperti Latte, Affogato, Americano, dan Espresso, setiap kisah punya kopinya sendiri.</span><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Kisah mana yang cocok dengan kopimu?</span></i></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">-----------------------------</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;"><br /></span></span></div>
<div>
<b>Jadi, menurut Fenny...</b></div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div>
Sebenarnya saya beli Blue Romance bukan karena alasan-alasan tipikal. Bukan karena kavernya yang terlihat seperti <i>hand-drawn art </i>yang saya suka. Bukan juga karena sinopsisnya yang 'mengundang'. Dan sejauh ini, <i>review </i>di <a href="http://www.goodreads.com/book/show/16093390-blue-romance">lapak Goodreads-nya</a> pun oke-oke.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Baik.<b> Saya ngaku.</b> Saya beli Blue Romance demi research untuk naskah saya yang baru.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya nggak tahu kenapa, tapi suatu hari kira-kira dua minggu yang lalu, saya merasa kayak ada petir yang nyamber, dan tiba-tiba saja saya duduk dan menulis sebanyak 6.500 kata dalam sehari. Saya tahu, sih, seharusnya saya lanjutin<a href="http://fennywongjournal.blogspot.sg/2013/02/sneak-preview-atelier.html"> Atelier</a> dulu. Tapi, saya nggak bisa nampung semua ide yang <i>overwhelming </i>itu dalam otak saya. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Hubungannya sama Blue Romance? Ya, naskah kesamber petir saya ini (yang kini sudah 18.000-an kata) bertemakan kafe dan kopi.<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a></div>
<div>
Saya agak-agak takut, tadinya, kalau-kalau ceritanya mirip sama Blue Romance. Tapi saya tetep penasaran, sejauh apa sang penulis mengerti tentang kopi, dan bagaimana dia menalikannya dengan keseluruhan cerita. Saya kira Blue Romance itu sebuah novel utuh, tapi ternyata buku ini adalah kumpulan cerpen, yang diikat satu tali utuh --- ada satu atau seluruh adegannya berlatar di kafe Blue Romance. Saya sempat baca review yang bilang kalau Omnibook Series yang dibuat oleh Plotpoint itu memang mengangkat tema seperti itu: berbagai cerita dengan satu penghubung.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Berbeda dengan judulnya, cerita di dalamnya tidak melulu cerita cinta. Dan tidak melulu mendayu biru. Ada yang manis, ada yang mengharukan --- ada yang memang roman, ada yang <i>slice-of-life. </i>Favorit saya mungkin adalah Blue Moon, yang mengisahkan tentang Edi, si barista Blue Romance yang kebagian <i>shift </i>malam. Satu kutipan darinya yang mengena, yang bahkan pernah saya bagi di Twitter:</div>
<div>
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 18px; white-space: pre-wrap;"><i>"Surabaya membuatku senang walau terkadang bosan, Jakarta membuatku bosan walau terkadang senang." -- Blue Romance, Sheva</i></span></blockquote>
<div>
</div>
<div>
Para ekspatriat dan orang yang jauh dari 'rumah' pasti mengerti kenapa saya suka kutipan ini. Ini adalah perasaan saya terhadap Bandung dan Singapura. Ceritanya simpel, tapi mengharukan. Realistis dan tidak muluk-muluk. Kalau diibaratkan... mungkin seperti <i>a good cup of </i>Americano?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tapi sayang cerita simpel seperti ini tidak ada di semua cerpen. Happy Days, misalnya, menurut saya terlalu dramatis untuk kumpulan cerita ini. Sedangkan Rainy Saturday, 1997-2002, dan A Tale about One Day adalah kisah-kisah yang manis, agak seperti gula kapas --- kemanisan untuk menemani secangkir kopi. <i>But nonetheless, I have sweet tooth, so I don't mind.</i></div>
<div>
<i><br /></i></div>
<div>
Kalau saya tidak terlalu suka Happy Days tapi suka Blue Moon, dua cerpen sisanya yang belum saya sebutkan adalah The Coffee and Cream Club dan A Farewell to A Dream. Untuk saya, yang pertama tidak meninggalkan kesan yang mendalam, hingga bahkan ketika saya menulis <i>review </i>ini, saya tidak terlalu ingat kisahnya tentang apa, dan harus membuka halamannya lagi. Tapi A Farewell to A Dream berbeda --- cerpen yang ini adalah cerpen roman favorit saya, jika dibandingkan dengan tiga cerpen lainnya yang saya deskripsikan mirip gula kapas. Yang ini pas, seperti <i>butter scone </i>yang menemani Earl Grey di sore hari. Saya suka.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Gaya menulis Sheva impresif, karena dari sana saya bisa melihat kepiawaiannya dan kecerdasannya. Ada beberapa hal yang ingin saya protes, seperti penggunaan terlalu banyak judul buku atau perbandingan dengan artis atau film, yang menurut saya agak <i>pointless </i>untuk orang yang tidak mengetahui buku / artis / film yang dimaksud. Tapi, penuturannya begitu dewasa, rapi, dan runut; seperti pujangga yang tidak bermaksud untuk jadi puitis, tapi tetap memikat orang dengan kata-katanya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kesimpulannya? Saya suka buku ini, saya tidak bisa berhenti membacanya. Mungkin saya seharusnya tidak <i>complaint </i>terlalu banyak, toh kehidupan itu mirip dengan 'rasa' cerpen yang disajikan dalam Blue Romance. Kadang membekas, kadang tidak berkesan. Kadang sangat manis, kadang pahit-pahit getir. Kadang ringan, penuh aroma kopi --- tapi kadang berat, basah dengan air mata.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Mungkin sekarang saya perlu berhenti membuat-buat alasan dan mulai menulis naskah saya lagi. :)<br />
<br />
<b>Rating: </b><b> </b><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://3.bp.blogspot.com/-T1vY1ARvp3I/UYZpCBFdfnI/AAAAAAAABUo/GsnfuQwOLYk/s1600/knewstuff-256.png" style="text-align: center;" /></div>
Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-80801429202701868912013-04-16T22:17:00.000+07:002013-05-05T21:17:23.570+07:00[Novel Review] Forgiven by Morra Quatro<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-jWqPbYrpz0M/UW1liOyX1YI/AAAAAAAABQ4/6OZ1qAjGe0c/s1600/8844133.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-jWqPbYrpz0M/UW1liOyX1YI/AAAAAAAABQ4/6OZ1qAjGe0c/s320/8844133.jpg" width="218" /></a></div>
<br />
<b>Judul: </b>Forgiven<br />
<b>Pengarang: </b>Morra Quatro<br />
<b>Penerbit: </b>Gagasmedia<br />
<b>Tanggal Terbit: </b>November 2010<br />
<b>ISBN: </b>9797804321<br />
<br />
DIALAH YANG PERTAMA.<br />
Maniak Fisika. Pengagum Albert Einstein. Setia kawan. Si iseng dan suka usil, kalau sisi kekanak-kanakannya sedang kumat. Karla bisa menyebutkan sederet lagi hal unik tentang Will. Betapa tidak, selama bertahun-tahun, laki-laki itu adalah sahabat terbaiknya. Dan bagi Will, dia adalah tempat berbagi rahasia dan mimpi-mimpi yang tak sembarang orang tahu. Namun, siapa sangka, ternyata itu tak cukup untuk membuatnya merasa mengenal laki-laki itu.<br />
<br />
DIALAH SATU-SATUNYA.
Takada yang bisa menggantikan Will. Ke mana pun dia pergi, dengan siapa pun diaakrab, Will tetap yang paling spesial. Seperti bintang Polaris yang selalu berada di utara Bumi, demikianlah keberadaan Will di hati Karla. Selamanya.<br />
<br />
DIA, YANG TAK TERLUPAKAN.
Kepergian Will tak ubahnya bagaikan El Nino—memporakporandakan hati Karla habis-habisan.Jarak membuat rindu Karla merajalela. Dia kehilangan bagian terbaik dalam hidupnya. Tapi perasaan kehilangan itu tak seberapa dibanding rasa kaget saat mendengar berita buruk tentang Will. Karla mendengarkan suara hatinya sekali ini—dia tak akan membiarkan Will menghadapi semua itu seorang diri....<br />
<br />
FORGIVEN, sebuah kisah tentang lelaki pemuja Champagne Supernova dan perempuan yang selalu menanti bintang itu.<br />
<br />
---------------------------------------------<br />
<b>Jadi, menurut Fenny....</b><br />
<b><br /></b>
Sebenarnya saya menyelesaikan novel ini sekitar satu atau dua minggu yang lalu, tapi baru sempat menulis <i>review </i>lengkapnya sekarang. Beberapa bulan ini saya memang kurang aktif di blog, karena --- seperti yang bisa ditebak --- kuliah sudah mulai lagi sejak Januari lalu. Jadi saya memilih vakum untuk nulis <i>review-review, </i>kecuali buku seperti Forgiven ini. Ada efek pasca membaca yang cukup besar pada diri saya, yang mendorong saya untuk menceritakan kesan saya terhadap novel ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-M1lfi_eIBqo/UW1rNqTKGVI/AAAAAAAABRA/AJKZhcQ3fms/s1600/forgiven.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-M1lfi_eIBqo/UW1rNqTKGVI/AAAAAAAABRA/AJKZhcQ3fms/s1600/forgiven.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
Fisika. Itu adalah tema utama Forgiven. Saya bukan anak sains --- saya lebih suka ilmu sosial dan bahasa. Angka membuat saya sakit kepala, dan kekuatan saya memang terletak pada hapalan. Tapi saya tidak merasa terganggu dengan tema ini, karena Morra menyajikannya tanpa kesan menggurui. Narasinya cerdas, seringkali melankolis, selalu mengalir. Saya cukup terkesan dengan prolog pembukanya yang memberi kesan BHAM! <i>in your face. </i><br />
<i><br /></i>
<i></i><br />
<a name='more'></a><br />
Alfred Hitchcock pernah berkata, sesuatu yang kautahu akan datang lebih menakutkan daripada yang kau tidak tahu. Di prolog, telah diceritakan Will itu dipenjara, dan serangkaian kejadian yang akan dipaparkan sepanjang perjalanan membaca Forgiven ini. Itulah yang memberikan saya suspens, mendorong saya untuk membuka lembar demi lembar, sembari berharap kejadian mengerikan takkan terjadi di paragraf berikutnya.<br />
<br />
Karakternya. Oh, saya tidak bisa melewatkan itu. Karakter dalam Forgiven adalah salah satu karakter yang paling kuat dari novel-novel lokal yang pernah saya baca. William Hakim itu kompleks, tipikal <i>anti-hero </i>yang memiliki banyak lapisan dan dimensi. Sulit dimengerti, terkadang menyebalkan, tapi tetap <i>loveable. </i>Membuat saya bertanya-tanya mengapa saya menyukainya, padahal begitu banyak kekurangan yang ia punya. Tetapi justru karena semua kekurangan dan ketidaksempurnaan itulah, dia begitu menarik.<br />
<br />
Forgiven itu sebuah kisah asmara, tentu saja, apalagi karena dituturkan dari sudut pandang Karla, si tokoh utama perempuan. Tapi di balik semua melankoli ini, cerita yang disajikan itu bukan cinta melulu. Lebih penting daripada cinta, ada makna yang dalam tentang penyesalan, pengampunan, dan pendewasaan. Ada sepenggal kata-kata dalam Forgiven yang bermakna, di mana Morra bertutur ada poin-poin dalam hidup yang mengharuskan manusia mengambil keputusan. Dan setelah mereka mengambilnya, mungkin hidup mereka akan berubah sepenuhnya. Setelah itu, tidak ada kata kembali, dan yang tersisa adalah penyesalan.<br />
<br />
Dan yang dapat mengangkat seseorang dari penyesalan itu... hanyalah kata maaf.<br />
<br />
Saya merekomendasi Forgiven untuk semua orang yang ingin bacaan yang beda, berbobot, dan mengaduk-aduk perasaan. Halaman-halaman terakhir Forgiven terlalu miris --- dan sukses membuat saya menghabiskan berlembar-lembar kertas tisu.<br />
<br />
<i>Cheers </i>untuk Morra, saya akan mencoba Believe setelah ini.<br />
<br />
<b>Rating: </b><b> </b><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" />Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-29997569715320062742013-02-17T23:37:00.001+07:002013-02-17T23:37:38.732+07:00Sneak Preview: Atelier<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="line-height: 150%;">What I'm writing right now, for the sake of justifying my
disappearance. Please do forgive, and tell me what you think. :)</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Love, Fenny.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<span style="line-height: 150%;">-----------------------------</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><b><span style="line-height: 150%;">Atelier</span></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: center;">
<b><i><span style="line-height: 150%;">jahitan benang masa lalu</span></i></b><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: right; text-indent: 1cm;">
<b><span style="line-height: 150%;">Satu</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: right; text-indent: 1cm;">
<span style="line-height: 150%;">Teh Tawar Panas</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Impian banyak gadis kecil adalah memakai gaun
indah dan dipinang pangeran tampan. Impian Delta adalah menjadi ibu peri
mereka.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Hanya dengan sentuhan, Delta bisa membedakan
antara sutra campuran dan sutra murni. Ketika memotong kain, salah satu pisau
guntingnya akan menyentuh meja, menjaga kestabilan dan keseimbangan.
Berkali-kali ia akan memasang karya yang ia buat ke manekin, lalu mengambil
beberapa langkah mundur. Apa jatuhnya sudah sempurna? Bagian mana yang
kira-kira perlu perbaikan?</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Kebanyakan waktu ia akan menggeleng dan
mendesah. Ketika gestur itu terlihat, para karyawan dan tukang jahitnya pun
ikut lemas. Delta akan melepas gaun itu dan memulai lagi dari awal.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Tidak mudah memuaskan seorang Delta. Bekerja di
Atelier Delta memerlukan dedikasi. Anehnya, tidak perlu paksaan agar
orang-orang memberikan semua ketekunan itu. Semua orang yang pernah mencoba
menjahit sesuatu akan mengerti. Tidak peduli berapa lama, jika ketika manik
terakhir dijahit gaun itu memukau, maka segalanya akan terbayar.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">***</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit, serif; line-height: 150%;">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;">
</div>
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Atelier Delta adalah satu-satunya rumah mode di
Bandung yang menarik begitu banyak orang dari Nusantara. Pesaing-pesaingnya
kebanyakan berada di Jakarta, dengan pengecualian Anne Avantie yang membuat
karya-karyanya di Semarang. Pelanggan Delta adalah perempuan dari remaja akhir
hingga dewasa. Jika mereka menyukai desain yang indah dan</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">timeless,</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">maka kemungkinan besar
mereka akan suka dengan Atelier Delta. Sejujurnya, siapa yang tidak suka
keindahan, apalagi yang tidak dikekang waktu?</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Melangkah masuk ke lantai satu, pelanggan akan
disambut dengan ruang yang luas dengan sofa-sofa empuk di tengah. Di bagian
belakang disiapkan kamar pas dengan kaca-kaca tinggi dan lampu-lampu sorot. Di
kanan-kiri berjajar gaun-gaun, dipisah berdasarkan warna, diurut berdasarkan</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">event.</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Gaun untuk</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">cocktail party</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">di depan, untuk</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">black tie events</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">di tengah,</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">white tie events</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">di paling belakang.
Semuanya tersedia dalam ukuran UK 8, 10, dan 12. Untuk ukuran yang lebih kecil
atau lebih besar, disediakan formulir pemesanan.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Dari waktu ke waktu, Atelier Delta mengeluarkan
koleksi terbatas yang hanya tersedia satu buah saja. Salah satu dari koleksi
inilah yang pernah dipakai oleh Aurelie Belrose, model dan aktris asal
Perancis.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Gaun itu muncul di banyak majalah Nusantara.
Warnanya abu dengan sinar keunguan. Tertutup di bagian depan, turun hingga ke
batas pinggang di bagian belakang. Kainnya agak kaku, sutra tafeta, sempurna
untuk membuat</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">ball gowns.</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Ornamen yang menghiasinya adalah bordiran motif barok yang
menutupi bagian bawah roknya yang menggembung dramatis<i>.</i></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Sebagian menyebutnya elegan, yang lain menyebut
Delta beruntung. Yang jelas, nama Atelier Delta sontak melambung sejak itu.
Tiga tahun saja sejak Atelier Delta didirikan, orang-orang mancanegara telah
tahu nama Danika Delta Agastyana. Dua puluh empat tahun, lajang, perfeksionis,
dan ambisius.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Sayangnya terkadang Delta lupa akan dirinya
sendiri. Apalagi ketika ia tenggelam di dalam lautan kain dan manik-manik
kristalnya. Melewati waktu hari demi hari, hingga resepsi pernikahan
menyadarkannya. Selalu menyadarkannya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Ada impiannya yang sampai saat ini belum
terkabulkan. Ya, dia memang sudah pernah membuat sebuah gaun pernikahan —
sebagai penutup</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">fashion show</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">kelulusannya dari
universitas di Singapura 4 tahun yang lalu. Namun gaun itu bukanlah gaun yang
dapat memenuhi impian Delta. Ia ingin membuat sebuah gaun yang dibawa
melenggang ke resepsi pernikahan. Mentransformasi Cinderella-nya secara
sempurna, dengan menikahkannya dengan Pangeran Kuda Putih. Dan di dalam gaun
buatan<i>nya</i></span><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">lah Cinderella-nya akan berakhir bahagia selamanya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Sudah banyak yang memesan gaun pernikahan pada
Delta, tapi tidak pernah ia terima karena pekerjaan sehari-hari Atelier Delta
sudah cukup banyak. Tiga tahun terakhir ia fokus agar Atelier Delta dapat
berjalan layaknya perusahaan garmen</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">ready-to-wear.</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Kini sistem Atelier Delta
telah stabil, dan Delta pun berpikir sudah saatnya ia membuka lini Atelier
Delta Wedding.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Untuk itulah lantai dua dan tiga di Atelier
Delta dirombak ulang. Mesin-mesin jahit dan meja-meja panjang dipindahkan ke
lantai tiga, sementara lantai dua dikosongkan untuk gaun-gaun putih yang belum
ada.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Perjalanan panjang harus diawali permulaan.
Delta tahu, segera setelah ia mengangkat kaki dan menjejakkan langkah
pertamanya, ia takkan berhenti berlari.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">***</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Atelier Delta Wedding? Akhirnya kamu bikin
juga, nih?” Rafa mengulang kata-kata Delta, menatap kekasihnya dengan gembira.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Mata besar gadis itu tampak berbinar-binar. Dia
memang tampak paling cantik ketika gembira. Apalagi ketika Delta tersenyum —
sebuah lesung pipit besar muncul di sisi pipi kirinya, seakan pilih kasih
dengan sisi lain wajahnya. Warna favoritnya adalah putih, seperti terusan tanpa
lengan yang ia gunakan sekarang. Rambut lurusnya yang hanya jatuh sedagu,
berkejaran dengan anting-anting</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">royal blue</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">dengan aksen emas.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Rafa menyukainya, menyukai segalanya. Dan itu
sering membuatnya terlampau sadar diri. Apa potongan rambutnya sudah</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">up-to-date?</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Apa kaus yang baru ia beli
terlihat norak? Sebagai kekasih salah satu desainer ternama, Rafa merasa
memiliki tanggung jawab besar.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Padahal, Delta sudah berulang kali memberi tahu
Rafa ia tidak pernah ambil pusing. Rafa sudah terlihat cukup tampan dengan
bingkai kacamata putihnya itu. Seperti kini, ketika Delta merasa Rafa mulai
terlalu sadar diri lagi. Dia memuji penampilan Rafa sebelum mencomot sebuah
pisang molen dari kotak Citra Selera di hadapannya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Rafa tersenyum balik, menyisip segelas teh tarik<i>.</i></span><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Hari itu adalah Sabtu sore,
dan mereka selalu berada di Kafe Navagraha. Yang dinikmati Rafa setiap
minggunya biasanya berbeda-beda, tapi Delta selalu meminum teh tawar hangat.
Delta tidak pernah mau makan kue dari toko mana pun kecuali Citra Selera. Semua
ini adalah kebiasaannya sejak SMA.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Mereka telah kenal lama. Empat, tujuh, sembilan
tahun? Tidak perlu ditanya, awal perkenalan mereka adalah karena empat potong
pisang molen yang dibekalkan untuk Rafa saat MOS kenaikan SMA.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Delta mengunyah, pelan dan terkesan agak
ragu-ragu. Bukan karena ia tidak yakin pisang molen itu enak — ia sudah
memakannya ratusan kali — tapi lebih karena ia ingin menikmati rasanya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Ah, tidak aneh Citra Selera selalu penuh dengan
bus-bus turis luar kota setiap harinya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Kamu seneng?” Delta mengangkat alis, “Bukannya
kamu yang selalu ngotot bilang kalau aku terlalu sibuk? Nggak takut aku jadi
tambah sibuk setelah lini ini jalan?”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Aku nggak melebih-lebihkan, kok,” Rafa berkata.
“Nanti malem mau ke mana? Nonton film yuk di bioskop. Kapan sih kita terakhir
nonton bareng?”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Ini pertanyaan untuk membuktikan kalau kamu itu
nggak berlebihan?” Delta tertawa. “Rafa, kamu kan tahu aku bakal balik lagi ke
Atelier.”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Rafa tertawa. Ia sama sekali tidak repot-repot
mengingatkan Delta bahwa hari itu adalah malam minggu.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Tadi Kiara salah potong kain. Sutera Shantung
yang aku simpen untuk koleksi terbatas musim depan sekarang udah kepotong jadi
dua. Padahal aku harus pakai Shantung itu untuk buat pesanan ukuran spesial.
Aku hampir pingsan kalau tadi Daniel nggak mampir.”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Gerakan jemari Rafa pada pinggiran gelasnya pun
terhenti. Ia bertanya lamat-lamat, “Daniel mampir tadi?”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Delta mengangkat alis. Ia berkata seolah ia
tidak menyadari perubahan nada Rafa, “Katanya ada Fashion Exchange yang mau
diadakan di Bandung, dengan desainer-desainer Asia yang bakalan tampilin
koleksi mereka—”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Terus?” Rafa masih tampak terganggu.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Terus Atelier diundang untuk</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">show.</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Daniel kasih kabar soal
itu, dan aku sudah setuju. Aku bakal</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">launch</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">lini baru aku di sana,”
kata Delta, kini meraih tangan Rafa, menepuk-nepuknya. Nada suaranya melunak,
“Minggu depan harusnya kain-kain yang aku pesan dari Hongkong udah datang.
Sebagian sketsa udah jadi, tinggal dicocokin dengan kainnya.”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Rafa mengangguk-angguk, tampak lebih tenang. Ia
menggenggam balik tangan Delta.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Mungkin aku harus tambahin beberapa desain
kebaya. Mau nggak mau aku harus sadar ini Indonesia, bukan luar negeri.
Ngomong-ngomong soal kebaya, aku—....”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Delta terpotong di tengah kalimat. Dengan
tergesa-gesa dia membalikkan badan untuk mengambil tas selempangnya yang
tergantung rapi di sandaran kursi. Delta menyampingkan kotak kue dan tehnya.
Sebagai gantinya, sebuah buku sketsa kini terbuka. Dari salah satu kantung tas
Delta mengeluarkan kotak pensil kain kecil yang berisi pensil H dan 2B. Lalu ia
pun mulai menggambar.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Rafa menyandar pada kursinya. Inilah konsekuensi
berpacaran dengan seorang Delta. Ia harus selalu berbagi — dengan pensil,
gunting, hingga mesin jahit. Tapi semua itu tidak apa-apa... selama lelaki di
hidup Delta adalah Rafa seorang. Itulah yang selalu ditanamkan Rafa ke dalam
pikirannya, dan yang membuat dirinya selalu sabar bertahun-tahun ini.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Hanya sekejap sketsa kebaya itu selesai. Delta sudah
sibuk memasukkan bukunya kembali, ketika tatapannya tertumbuk pada majalah yang
diselipkan di sampingnya. Ia kemudian membukanya dan membaliknya ke arah Rafa,
memecah lamunan Rafa.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Ini. Mukanya biasa aja, tapi lumayan ayu khas
Jawa. Badannya biasa aja, mirip badanku malah. Tapi bukan itu yang penting. Dia
punya</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">style.</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Yah,</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">style-</span></i><span style="line-height: 150%;">nya tidak selalu konsisten.
Agak-agak... glamor, tapi</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">dark</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">dan sangat</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">European.</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Kebetulan untuk koleksi pertama liniku aku pingin usung tema yang
agak</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">gothic.</span></i><span style="line-height: 150%;">”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Halaman yang ditunjukkan Delta mencetak nama si</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">fashion blogger,</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Kenanga Maharrani,
besar-besar di tengah dengan warna kuning. Rafa hampir merasa dia mengerti
semua yang Delta bicarakan, karena terlalu banyak mendengar istilah-istilah
dunia</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">fashion</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">dari Delta. Ia bertanya, “Tema</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">gothic?</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Untuk kamu yang suka banget
kefemininan dan keeleganan, kok kedengerannya aneh.”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Jangan pikirin</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">gothic</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">itu sama dengan kostum
Halloween, Raf. Pikirin kayak semacam Givenchy. Lagian aku nggak akan buat yang
terlalu ‘gelap’.”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Rafa pun menyerah. “Aku nggak ngerti kamu
ngomong apa. Ya udah, terus emang kenapa si Kenanga-Kenanga ini? Kamu mau
pasang iklan terus suruh dia</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">endorse?</span></i><span style="line-height: 150%;">”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Yang lebih seru, lebih nggak pasaran, tapi
lebih menekan biaya dibanding masang-masang iklan,” mata Delta berkilat.Ia
kemudian membalikkan halaman majalah.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Foto-foto Kenanga yang kemudian dipasang di
halaman yang baru terlihat berbeda. Kebanyakan adalah foto</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">candid,</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">seakan-akan ada</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">paparazzi</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">yang mengikuti dia.
Tentunya berusaha menguak kehidupan personal. Tidak ada satu pun dalam
foto-foto itu yang menunjukkan wajah pasangannya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Dia kemarin aku hubungin, dan setuju mau bikin</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">web video series</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">di Youtube tentang
persiapan pernikahan dia. Dan aku bakal jadi yang ngesponsorin gaun dia, untuk
resepsi dan foto</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">pre-wedding,</span></i><span style="line-height: 150%;">” kata Delta menyerocos
bersemangat tanpa mempedulikan Rafa yang bengong. “Tapi beneran deh, yang perlu
dia lakuin cuma diliput ketika fitting, nge-<i>post</i></span><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">foto-foto dengan label
bajuku ke Instagram, dan ngepromosiin terselubung. Nggak aneh kalau dia mau.”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Kamu udah ngelakuin itu semua?”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Delta mengangguk. “Aku udah cek Youtube dia —
rata-rata sekitar 100ribu</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">view</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">setiap video, lumayan, kan? Dia juga pernah disponsori Coach untuk
promosi. Sekarang, aku tinggal sibuk siapin ajuan ide gaun. Dia bakal datang...
mungkin minggu depan. Kamis? Kuharap nggak bentrok sama</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">appointment</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">lain, deh.”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Kamu baru bilang ke aku kamu mau bikin lini
baru itu hari ini. Bukan cuma udah pilih dan pesen kain dari Hongkong dan
ngatur</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">fashion show</span></i><span style="line-height: 150%;">, tapi kamu juga udah</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">booking</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">cewek ini untuk</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">endorsement?”</span></i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Rafa, cewek ini udah ditawarin entah berapa
banyak sinetron. Untungnya dia nggak cukup picisan untuk ngegarap yang
begituan. Aku nggak bakal mau pilih dia, kalau taruhannya itu imej Atelierku,
kan?”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Bukan itu maksudku,” Rafa menggeleng. “Kamu itu
nggak pernah ragu-ragu, ya? Nggak pernah berhenti untuk melihat sekeliling?
Kamu terlalu cepet, Delta. Aku jadi takut nggak bisa ngejar kamu.”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Delta mengedikkan bahu sambil tersenyum bangga,
tampaknya tidak menyerap kekhawatiran yang dipancarkan Rafa. Jemarinya membuka
kotak Citra Selera lagi, kali ini mengeluarkan nagasari dan mengunyahnya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">“Kamu udah diwarisin toko dengan kue seenak ini.
Seterkenal ini. Bus-bus pariwisata baris di depan gerbangmu tanpa harus
susah-susah cari</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">endorser</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">atau pasang iklan<i>.</i></span><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Aku? Aku mulai dari bawah.
Jelas aku yang harus ngejar kamu,” kata Delta. “Lagipula, tentang lini ini, aku
udah mikirin lama banget. Kamu tahu soal itu, kan?”</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Rafa pun terdiam, melihat Delta memakan bika
ambon pandan bakar. Tingkah Delta seperti anak kecil di toko permen — dan
mungkin hanya Rafa yang bisa membuatnya begitu. Hati Rafa agak tenang menyadari
hal itu.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Dia melihat foto Kenanga di majalah. Sebuah
senyum kecut muncul di wajah Rafa. Hatinya bertanya-tanya, pernahkah Delta
menimbang kemungkinan di mana Delta sendiri yang mengenakan gaun pernikahan
itu?</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Bukan hanya untuk promosi lini terbarunya, tapi
juga untuk Rafa?</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">***</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Sebenarnya bahasa Indonesia dari Atelier adalah
lokakarya, tapi Delta benci menyebutnya seperti itu. Kurang glamor, kurang</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">fashionable.</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Lagipula, bahkan di lantai
tiga tempat gaun-gaun dibuat dan kain-kain disimpan, tempat itu masih rapi,
teratur, dan bersih. Masih pantas untuk menyandang kata Perancis itu.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Kain-kain disampingkan berdasarkan koleksi per
musim. Setiap rak diberikan kode alfabet dan angka, yang kemudian didata secara
detail. Berapa jenis kain yang ada di sana? Apa subtansi setiap kainnya? Berapa
meter yang tersisa di setiap gulungannya? Ketika koleksi telah terlewat empat
musim, kain-kain yang tersisa akan dijual, supaya kain baru memiliki tempat.
Sebagian yang dipilih Delta akan disimpan di rak khusus.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Ada enam mesin jahit, satu mesin lubang kancing,
dan satu mesin obras. Tidak banyak, tapi cukup untuk menuntaskan segalanya.
Jika pesanan mendesak, Delta punya nomor tukang-tukang jahit yang bekerja untuk
rumah mode lain, menerima pesanan lepasan. Ia bisa berjalan seperti ini
sekarang, tapi tidak setelah lini barunya muncul. Ia harus mencari rumah mode
lebih kecil yang menerima maklun kualitas tinggi — yang tahan dengan semua
permintaan mendetil Delta. Mereka kemudian akan menangani produksi sementara
Delta dan timnya akan sibuk membuat sampel dan koleksi terbatas.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Ada sebuah lemari dengan empat pintu yang
berdiri di pinggir. Dikunci oleh Delta, hanya perempuan itu yang mengetahui
jelas apa isinya. Rak-raknya diberi kode seperti rak kain. Tapi alih-alih kain,
raknya menyimpan manik-manik dan kristal, ditempatkan di dalam kotak-kotak
bekal berlabel.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Di sisi lemari yang lain, ada palang yang penuh
dengan gantungan kayu. Penjepit-penjepitnya menahan agar karton-karton pola
tidak berjatuhan. Yang disimpan di sana adalah pola-pola dasar yang berharga —
modal Delta untuk mendapatkan potongan yang sempurna. Sampai mati pun takkan ia
berikan pada rumah mode saingan ateliernya.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Delta sedang menata gulungan-gulungan benang
berdasarkan warnanya ketika sadar ia sudah keterlaluan. Ia berhenti, mendesah,
teringat untuk menghentikan kebiasaannya yang super-teratur itu.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Sebagai gantinya ia mengeluarkan ponselnya,
membuka Google dan melihat sekali lagi trend gaun pernikahan. Delta pun mulai
membayangkan gaun seperti apa yang akan cocok pada tubuh Kenanga. Bagaimana
kalau dengan</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">lace,</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">seperti gaun yang dikenakan Grace Kelly ketika dia menjadi Putri
Monaco dulu? Tapi mungkin potongannya terlalu kuno, jadi....</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Jari Delta berhenti menge-<i>scroll</i></span><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">ponselnya. Ia bersandar,
tangannya menyentuh permukaan sutra Shantungnya yang dingin terkena terpaan AC.
Lagi-lagi, gambar gaun-gaun pernikahan yang baru Delta lihat di internet
membangkitkan masa lalu. Untuk entah keberapa kalinya sejak ia mulai menggarap
lini barunya ini. Setiap kali ia harus berhenti sejenak, meminum segelas teh
tawar hangat, sebelum bisa bekerja lagi.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Mungkinkah sebenarnya selama ini bukan dia yang
terlalu sibuk, tapi Delta yang menghindar menerima pesanan gaun pernikahan?
Karena Delta tahu pemandangan</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">lace</span></i><i><span style="line-height: 150%;"> </span></i><span style="line-height: 150%;">Chantilly putih atau kain</span><span style="line-height: 150%;"> </span><i><span style="line-height: 150%;">taffeta</span></i><span style="line-height: 150%;"> </span><span style="line-height: 150%;">gading akan mengingatkannya
pada seseorang?</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Setelah selama ini, mengapa masa lalu semacam
itu menghalanginya untuk menggapai mimpi terbesarnya?</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">Delta berdecak. Ah, ia memang tidak berguna.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-indent: 1.0cm;">
<span style="line-height: 150%;">***</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-29202733319353083152012-12-16T15:53:00.001+07:002013-05-11T10:26:02.028+07:00Novel Review: Memori by Windry Ramadhina<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-IugthzirGpo/UM2Fe9g56cI/AAAAAAAABMU/VbRRvHGlLRM/s1600/13632491.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-IugthzirGpo/UM2Fe9g56cI/AAAAAAAABMU/VbRRvHGlLRM/s320/13632491.jpg" width="218" /></span></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Judul: </b>Memori: Tentang Cinta yang Tak Lagi Sama</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Penulis: </b><a href="http://fennywongjournal.blogspot.com/search/label/windry%20ramadhina">Windry Ramadhina</a></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Penerbit: </b><a href="http://fennywongjournal.blogspot.com/search/label/gagasmedia">Gagasmedia</a></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Tanggal Terbit: </b>2012</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><b>ISBN (10): </b><span style="line-height: 18px;">979-780-562-X</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;"><b>ISBN (13): </b>978-979-780-562-3</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Cinta itu egois, sayangku. Dia tak akan mau berbagi.</span><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Dan seringnya, cinta bisa berubah jadi sesuatu yang jahat. Menyuruhmu berdusta, berkhianat, melepas hal terbaik dalam hidupmu. Kau tidak tahu sebesar apa taruhan yang sedang kau pasang atas nama cinta. Kau tidak tahu kebahagiaan siapa saja yang sedang berada di ujung tanduk saat ini.</span><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Kau buta dan tuli karena cinta. Kau pikir kau bisa dibuatnya bahagia selamanya. Harusnya kau ingat, tak pernah ada yang abadi di dunia—cinta juga tidak. Sebelum kau berhasil mencegah, semua yang kau miliki terlepas dari genggaman.</span><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Kau pun terpuruk sendiri, menangisi cinta yang akhirnya memutuskan pergi.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="background-color: white; color: #181818; font-family: inherit; line-height: 19px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="color: #181818;"><span style="font-family: inherit; line-height: 19px;">----------------------------------------------------</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;"><b>Jadi, menurut Fenny....</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;"><b><br /></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;">Kalau ditanya Memori ini kisah tentang apa, mungkin yang paling tepat menggambarkannya adalah kisah tentang sebuah pengampunan. Bagi saya, di tengah semua drama keluarga dan pencarian jati diri yang dilakuan sang tokoh utama, Mahoni, kisah ini berujung pada sebuah pengampunan. Menyambung daripada itu, ini juga kisah tentang bagaimana sebuah pengampunan dapat mendatangkan kelegaan dan ketenangan batin. Sayangnya, tidak semua orang menyadarinya --- atau tidak ingin mengakuinya walaupun sadar.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;">Mahoni adalah seorang arsitek yang bekerja di Virginia, Amerika Serikat. Desainnya idealis dan dia tidak mau berkompromi. Sedikit banyak sifat kekeraskepalaannya kentara. Seleranya yang bagus membawanya pada jenjang karir yang tinggi, membolehkannya hidup dengan layak. Hingga suatu hari sebuah panggilan telepon menghancurkan apa yang ia telah bangun selama ini. Ayahnya meninggal di Indonesia, dan mau tidak mau ia harus kembali.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;"></span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;">Keberadaan Mahoni di Indonesia ternyata bukan hanya satu-dua hari. Masalah menahannya di sana, memaksanya untuk menghadapi masa lalu yang sempat ia hindari. Jika pergi ke Virginia bukanlah kabur dari masalah, lalu apalagi? Kini ia harus mengurai benang kusut yang ditinggalkannya. Karirnya di Virginia terancam. Sebagai gantinya, ia diberikan tanggung jawab atas adik tirinya, Sigi. Di Jakarta, ia pun dipertemukan dengan lelaki yang sudah lama tidak ia jumpai, Simon.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;">Cara Windry Ramadhina merangkai kata-kata membuat saya tidak merasa bahwa kisah ini adalah sebuah <i>chicklit. </i>Saya tidak akan mengelompokkan Memori ke dalam kategori itu, walaupun awalnya saya berpikir begitu. Penuturannya juga tidak bisa saya kelompokkan ke dalam kategori roman. Mungkin.... slice of life paling cocok.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;">Jelas sekali sang pengarang tahu apa yang dia tulis. Saya menebak mungkin dia juga seorang arsitek, dan saya tidak terkejut ketika melihat dugaan saya itu benar pada lembaran cover belakang. Saya belajar banyak (lagi-lagi) dari buku ini. Frank Gehry dengan Guggenheim-nya, juga Rem Koolhaas. Saya buta sama sekali dengan gaya-gaya interior seperti mediteranian, posmo, hingga folkloric, dan menjadi tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut. Yang menyukai keindahan sebuah rumah, atau <i>simply </i>tertarik dengan semua hal kearsitekturan, akan menyukai buku ini.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;">Ada satu hal yang membuat Memori unggul dibandingkan buku-buku lain. Mengesampingkan kenyataan bahwa karakter-karakter di dalamnya riil dan kuat, buku ini mengandung pesan moral. Sebuah fiksi tidak perlu memerlukan itu untuk menjadi hebat, tapi tentu saja yang hebat dan memilikinya akan menjadi luar biasa. :)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 18px;"><b>Rating: </b></span><b>Rating: </b><b> </b><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://3.bp.blogspot.com/-T1vY1ARvp3I/UYZpCBFdfnI/AAAAAAAABUo/GsnfuQwOLYk/s1600/knewstuff-256.png" style="text-align: center;" /></div>
Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-22455829271362224032012-12-08T15:12:00.000+07:002013-05-05T21:18:09.071+07:00Novel Review: I For You by Orizuka<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-Iq91nSNMVY8/UMLuyRLkLAI/AAAAAAAABLQ/PNLt3wmlYOE/s1600/13541019+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-Iq91nSNMVY8/UMLuyRLkLAI/AAAAAAAABLQ/PNLt3wmlYOE/s320/13541019+(1).jpg" width="218" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><b><br /></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Judul: </b>I For You</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<b style="font-family: inherit;">Penulis: </b><span style="font-family: inherit;"><a href="http://fennywongjournal.blogspot.com/search/label/orizuka">Orizuka</a></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Penerbit: </b><a href="http://fennywongjournal.blogspot.com/search/label/gagasmedia">Gagasmedia</a></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Tanggal Terbit: </b>2012</span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><b>ISBN: </b><span style="line-height: 18px;">979-780-554-9</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 18px;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Suatu hari dalam hidupku, kau dan aku bertemu. Masih jelas di ingatanku sosokmu yang memukauku. Lidahku jadi kelu, mulutku terkatup rapat karena malu. Setiap malam, bayangmu menari-nari dalam benakku.</span><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Ada sejuta alasan mengapa aku begitu memujamu. Kau menyinari relung gelap hatiku. Kau satu-satunya orang yang ingin kurengkuh. Kau yang bertanggung jawab atas segala rindu. Kau adalah yang teristimewa bagiku.</span><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Tanda-tandanya sudah jelas: aku menyukaimu. Tetapi, bagaimana caranya untuk mendekatimu? Kau begitu jauh, sulit kuraih dengan jari-jemariku.</span><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><br style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;" /><span style="background-color: white; color: #181818; line-height: 19px;">Dan semakin lama, aku mulai menyadari satu hal. Bahwa kau dan aku mungkin ditakdirkan tak bisa bersatu...</span></i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 18px;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
<i>-----------------------------------------------------</i><br />
<div>
<i><br /></i></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
<b>Jadi, menurut Fenny...</b><br />
<b><br /></b>
I For You mengisahkan tentang Princessa yang hidup layaknya putri sesuai dengan namanya. Dijaga secara ketat oleh Benji, pangeran tampan yang serasi berada di sampingnya. Hingga suatu hari Cessa meminta untuk bersekolah di sekolah formal layaknya anak-anak biasa. Tidak pernah mereka menyangka di sekolah itu juga mereka bertemu Surya dan Bulan, dua orang yang memisahkan Cessa dan Benji. Pangeran dan putri yang selama ini selalu terlindungi kotak kaca di dalam dunia mereka sendiri pun tiba-tiba keluar, merasakan naik-turun pahit-manisnya cinta.<br />
<br />
Dan untuk setiap cinta, ada resiko yang harus diambil.<br />
<b><br /></b>Ini adalah novel kedua Orizuka yang saya baca, setelah duetnya dengan Christian Simamora dalam With You. Gaya penceritaannya mengalir, menyenangkan untuk dibaca. Sesuai dengan harapan saya setelah membaca With You. Dalam halaman-halaman tertentu, saya tersenyum dan tertawa, dan di halaman lain saya bisa sesak menahan tangis. Tidak ada yang kelewat humoris, tapi saya bisa merasakan bagaimana senangnya masa-masa bersekolah. Bahkan saya pun merasa dibawa bernostalgia.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-kZ5QPAopESQ/UML2NGpTheI/AAAAAAAABLs/cQ2EgTtY_vY/s1600/The-Brightest-of-Stars+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-kZ5QPAopESQ/UML2NGpTheI/AAAAAAAABLs/cQ2EgTtY_vY/s1600/The-Brightest-of-Stars+copy.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Cessa dan Benji awalnya terasa seperti karakter yang terlampau sempurna di mata saya. Mana ada orang yang hidup selayaknya mereka hidup? Berperilaku selayaknya mereka berperilaku? Surya dan Bulan, di sisi lain, sangat berbeda. Sangat membumi, sangat <i>relatable. </i>Ketika Surya menggambarkan Cessa-Benji sebagai dewa-dewi, saya sedikit banyak bisa bersimpati dengannya. Jika saya disandingkan dengan Cessa atau Benji, saya pun mungkin akan merasakan hal yang sama.<br />
<br />
Semakin ke belakang, saya semakin merasakan banyak drama yang datang. Dari tengah buku saya bisa menebak ke mana jalan cerita ini di bawa, dan sejujurnya tidak mungkin ada akhir bahagia untuk cerita seperti ini. Dan saya tidak suka dengan akhir yang menyedihkan atau tragedi. Anehnya, saya terus membaca. Penasaran dengan bagaimana si karakter-karakternya melarikan diri dari takdir.<br />
<br />
Adegan yang saya paling suka adalah ketika Benji pergi dan menemui Bulan yang saat itu memikat hatinya. Bulan bertanya pada Benji, di mana Cessa? Tentu saja pertanyaan itu dilayangkan karena Benji dan Cessa selalu berdua dan tidak pernah terpisahkan. Lalu Benji menjelaskan bagaimana Cessa beristirahat di rumah karena kelelahan. Bulan pun tiba-tiba merasa seperti istri muda. Entah kenapa pendeskripsian 'istri muda' di sini membawa humor yang ironis bagi saya, hingga membekas di otak saya.<br />
<br />
Biasanya, seusai membaca sebuah novel roman itu dampaknya mirip seperti setelah menonton drama serian. Saya akan merasa sedikit galau, atau membayangkan betapa <i>perfect-</i>nya hidup kalau ada cowok seperti tokoh di dalam cerita. Namun entah kenapa, setelah membaca I For You, alih-alih iri saya merasa sangat bersyukur. Kesehatan seringkali kita <i>take for granted. </i><br />
<br />
Satu hal saja yang saya tidak setujui dari I For You. Sebagai murid <i>fashion design, </i>saya pribadi tidak merasa kondisi Cessa mampu untuk menuntut ilmu di bidang ini. *melirik tangan sendiri yang sudah hancur tertusuk-tusuk jarum dan gunting*<br />
<br />
Sudah, kalau saya berbicara lebih banyak, maka saya akan membocorkan ceritanya. Ayo, lebih baik yang penasaran baca saja I For You. Saya mau nyasar-nyasar beli The Truth About Forever. :)<br />
<b><br /></b>
<b>Rating: </b><b> </b><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://1.bp.blogspot.com/-aFJki-CorCE/UYZpCNfp-ZI/AAAAAAAABUk/bDGmqbl-m4U/s1600/aa.png" style="text-align: center;" /><img src="http://3.bp.blogspot.com/-T1vY1ARvp3I/UYZpCBFdfnI/AAAAAAAABUo/GsnfuQwOLYk/s1600/knewstuff-256.png" style="text-align: center;" />Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8149303493933901803.post-65171248866354290782012-11-18T08:00:00.000+07:002012-11-18T08:00:02.014+07:00Lapis Lazuli Giveaway Winner<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-UEKFC9O9jo0/UKe6TG2D3wI/AAAAAAAABJ8/xFkB4BrinqQ/s1600/winner2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="267" src="http://1.bp.blogspot.com/-UEKFC9O9jo0/UKe6TG2D3wI/AAAAAAAABJ8/xFkB4BrinqQ/s320/winner2.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-large;">Biondy Alfian</span> </b></div>
<div style="text-align: center;">
For leaving a blog post comment.<br />
You will get 1 autographed copy of Lapis Lazuli!</div>
<div style="text-align: center;">
Congratulations! :)</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Send your address to wongfenny (at) gmail.com as soon as possible please. </b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Buat yang belum beruntung, jangan kecewa, ya! </div>
<div style="text-align: center;">
Terima kasih semuanya yang sudah ikutan dan mencoba peruntungan.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
xxx</div>
<div style="text-align: center;">
Fenny Wong</div>
Fenny Wonghttp://www.blogger.com/profile/14764076267269891030noreply@blogger.com2